Mohon tunggu...
ABDIMASNESIA
ABDIMASNESIA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Media Publikasi Pengabdian Masyarakat dan Opini Sosial Humaniora

Media Publikasi akademisi untuk pengabdian masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Ide Personal Branding Ibu Rumah Tangga

8 September 2022   21:57 Diperbarui: 9 September 2022   14:29 907
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Sosialisasi personal branding/dokpri

Surabaya - Internet kini menjadi bagian dari kehidupan masyarakat dari berbagai kalangan usia dan status sosial. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh We Are Social yang bekerjasama dengan Hootsuite pada Januari 2018 menyebutkan bahwa ada 130 juta orang Indonesia yang terbilang aktif di media sosial. 

Salah satu media favorit masyarakat Indonesia dari beragam pilihan media sosial yaitu Instagram. Di antara beragam kalangan yang aktif di media sosial instagram, ibu rumah tangga dengan kategori rentang usia muda atau lebih populer disebut dengan ibu millennial banyak menjadikan konten instagram sebagai acuan dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut survey online The Asian Parent dan Tickled Media yang melibatkan sekitar 1.000 ibu-ibu digital masa kini. Survey tersebut mengungkap bahwa 

Instagram telah mengambil alih Facebook sebagai platform media sosial yang paling banyak digunakan ibu milenial. Lebih dari 98,5 persen ibu millennial tersebut setidaknya memiliki 1 akun Instagram. Sekitar 34 persen ibu yang menggunakan Instagram akan menghabiskan waktu sekitar 1-3 jam per hariuntuk media sosial tersebut, sedangkan untuk Facebook hanya 1 jam sehari. Bahkan, 16 persen ibu millennial bisa menghabiskan minimum 10 jam per hari untuk menggunakan Instagram.

Fenomena social media influencer yang begitu popular saat ini,membuat kemampuan membangun personal branding menjadi penting bagi para ibu rumah tangga yang ingin mencari penghasilan tambahan sebagai mom influencer. Personal branding adalah suatu proses membentuk persepsi masyarakat terhadap aspek-aspek yang dimiliki oleh seseorang, diantaranya adalah kepribadian, kemampuan, atau nilai-nilai, danbagaimana stimulus-stimulus ini menimbulkan persepsi positif dari masyarakat yang pada akhirnya dapat digunakan sebagai alat pemasaran.

Foto: Komunitas lafamilia/dokpri
Foto: Komunitas lafamilia/dokpri

Montoya, 2008) dalam (Rampersad, 2008: 20) Salah satu teori utama yang kerap digunakan untuk menganalisis personal branding adalah sebelas karakteristik personal branding dari Rampersad, yaitu sebagai berikut: (1). Authenticity (keaslian), (2). Integrity (integritas), (3). Consistency (konsisten), (4). Specialization (spesialisasi), (5). Authority (wibawa), (6) .Distinctiveness (kekhasan), (7). Relevant (relevan), (8). Visibility (visibilitas), (9). Persistence (kegigihan), (10). Goodwill (kebaikan), (11). Performance (kinerja). (Rampersad, 2008:20) Sebuah personal branding yang konsisten dibangun pada akhirnya dapat membangun suatu representasi mengenai sosok yang dihadirkan di media. Sebuah representasi yang terus menerus disajikan akan membentuk sebuah konstruksi tentang konsep ibu masa kini yang lama kelamaan akan dianggap sebagai sebuah kebenaran bagi masyarakat.

Ada 3 ide konten media sosial Instagram untuk personal branding ibu rumah tangga. 

  • Pertama, yakni Daily Vlogging. Pilihan membuat konten untuk personal branding apabila ibu tersebut merasa tidak memiliki kemampuan/skill dalam bidang apapun untuk dibagikan pada khalayak. Para ibu rumah tangga dijamin tidak akan kehabisan ide untuk berkonten karena hanya menayangkan aktivitas kesehariannya. Seperti konten menyiapkan bekal makanan anak, mengerjakan pekerjaan rumah tangga rutin, bepergian dengan keluarga, menemani aktvitas bermain anak-anak dan lain sebagainya. 
  • Kedua yakni Unboxing dan Review Produk. Belanja bukanlah hal yang asing bagi ibu rumah tangga. Oleh karena itu membuat konten dengan konsep unboxing dan review produk dapat dijadikan referensi oleh khalayak yang menonton. Jika merasa kurang percaya diri, pembuatan konten ini dapat dilakukan dengan tanpa menunjukkan wajah, sehingga hanya focus pada produk yang akan direview saja. Contoh ide konten ini seperti review produk kosmetik, parfum, makanan, pernak-pernik rumah tangga, dan masih banyak lagi. 
  • Ide konten yang terakhir, yakni Cooking Channel. Memasak merupakan aktivitas yang tidak dapat lepas dari keseharian seorang ibu rumah tangga. Bahkan, memasak adalah hobi dan passion dari beberapa wanita. Membuat video memasak masih menjadi konten menarik dan banyak diminati masyarakat. Selain mengandung pesona dan estetika yang tinggi, makanan merupakan kebutuhan mendasar manusia sehingga seringkali menjadi konten pencarian banyak orang, khususnya yang seringkali kesulitan menentukan ide memasak. Contoh ide konten memasak ini misalnya membuat menu masakan harian dengan budget yang terjangkau, ide food preparation, menu masakan khas suatu daerah, dan lain-lain.

Tantangan digitalisasi tidak menyurutkan semangat perempuan untuk semakin berdaya. Melalui energi yang positif, dan support system dari keluarga, ibu rumah tangga akan terus bertumbuh menjadi perempuan yang kian bernilai.  

Dewi Deniaty Sholihah -  Dosen Program Studi Manajemen UPN "Veteran" Jawa Timur

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun