Contohnya saja ada anak-anak yang sedang main game dan disuruh orang tuanya membeli barang di warung lalu anak tersebut membuat status media sosial WhatsApp dengan caption "lagi asik-asik ngegame malah diganggu #brokenhome".Â
Ada juga yang memfoto tugas sekolahnya lalu ditulisi caption, "merusak mental health". Hal ini membuat geram banyak pihak karena terlalu menyepelekan frasa mental illness dan membuat persepsi masyarakat menjadi menyepelekan frasa tersebut.
Saya rasa, hal tersebut kurang bijak jika dilakukan. Mengingat banyak orang di luar sana yang benar-benar mengalami sakit mental karena beberapa hal yang sedang mereka alami. Mereka yang benar-benar mengalami sakit mental malah cenderung diam dan mengobati lukanya sendiri sampai sembuh. Mereka tidak ke psikiater atau psikolog karena takut dilabeli oleh masyarakat sekitar sebagai orang gila.
Pola asuh anak yang salah mengakibatkan kesalahan-kesalahan lainnya yang dilakukan anak
Perkembangan teknologi yang semakin pesat, pola asuh orang tua dalam mendidik anak, serta berbagai konten yang tidak ada filternya membuat anak-anak dengan mudah memikirkan dan melakukan hal yang sebenarnya tidak boleh dilakukan.Â
Banyak anak yang berbicara sesukanya di media sosial tanpa memperhatikan efek yang ditimbulkan akibat dari perbuatannya tersebut. Hal ini tidak sepenuhnya salah si anak karena orang tua juga berperan penting dalam mendidik anak dan melakukan pengawasan terhadap kelakuan si anak. Namun sayangnya, banyak orang tua yang sibuk dengan urusan pekerjaannya sehingga mereka tidak sempat mendidik anak dengan baik.
Banyak anak yang sudah diberi kebebasan untuk memiliki dan menggunakan perangkat elektronik terutama smartphone. Para orang tua melakukan ini karena mereka tidak mau ribet mengurusi anaknya yang terus menerus bergerak aktif (menangis, lari-larian, berteriak-teriak, merengek-rengek meminta sesuatu, dll). Namun, hal ini saya rasa kurang baik apabila dilakukan pada anak di bawah umur. Karena mereka belum terlalu paham mengenai baik-buruk suatu tindakan yang mereka lakukan di dalam smartphone.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk tidak menormalisasikan frasa mental illness, atau apapun itu tentang kesehatan mental pada hal-hal yang sebenarnya sepele. Akan tetapi, tulisan ini tidak bermaksud mengecilkan hal apa yang sedang kamu alami saat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H