Mohon tunggu...
Abdi Dharma
Abdi Dharma Mohon Tunggu... -

Menulis di Kompasiana untuk menyalurkan hobi & berbagi info..(http://infoterpenting.blogspot.com/). Hobi lainnya adalah berenang, yoga, membaca, bersepeda, bermain (& mengajar) gitar, keyboard, biola. meditasi, dan aktifitas kreatif lainnya. Aktifitas internet saya bisa dilihat di sini http://www.youtube.com/watch?v=tBAVn3pkRkE\r\nhttp://www.youtube.com/user/meditasiplus#p/u\r\nhttp://www.youtube.com/user/thursanhakim\r\nhttp://www.youtube.com/user/lesmusiktercepat\r\n

Selanjutnya

Tutup

Politik

Demokrat Tolak Fahri Hamzah untuk Menjadi Kadernya

8 April 2016   11:14 Diperbarui: 8 April 2016   11:36 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sumber foto: arrahmannews.com"][/caption]Salah satu kriteria utama bagi sebuah partai yang hebat adalah memiliki elektabilitas yang tinggi di dalam pilkada dan pemilu. Elektabilitas yang tinggi sangat tergantung kepada banyaknya dukungan dari masyarakat luas.

Untuk mendapatkan dukungan yang luas di masyarakat, sebuah hartai haruslah memiliki popularitas yang tinggi dalam arti partai itu terkenal sebagai partai yang bersih dan merakyat.

Bisa atau tidaknya sebuah partai untuk menjadi partai yang popular, bersih, dan merakyat sangat tergantung kepada sepak terjang para kadernya di dalam menjalankan visi dan misi partainya.

@Kriteria kader partai yang baik dan tidak baik@

Seorang kader partai yang baik dan bisa diharapkan untuk memajukan partai harus memenuhi kriteria sbb: 1.Memahami dan mampu menjalankan visi dan misi partai.  2.Mampu bersikap dan membuat pernyataan yang bisa menaikkan citra partai.  3.Patuh kepada pimpinan partai.  4.Memiliki tingkah laku yang baik sebagai individu dan sebagai politikus, serta mampu menarik simpati masyarakat.

Seorang kader partai dapat dinilai tidak baik dan tidak bisa diharapkan untuk dapat memajukan partai jika memiliki kriteria sbb: 1.Tidak mampu menjalankan visi dan misi partai bahkan lebih dari itu melakukan sesuatu hal yang bertentangan dengan visi dan misi partai.  2.Sering membuat pernyataan-pernyataan yang tidak disukai masyarakat yang mengakibatkan citra partai menurun.  3.Tidak patuh bahkan berani menentang pimpinan partai.  4.Melakukan tindakan tercela dan tindakan yang melanggar hukum.

Kriteria kader partai yang baik dan tidak baik sebagaimana uraian diatas bersifat universal dalam arti semua partai pasti menginginkan kadernya dapat memenuhi criteria kader partai yang baik tsb.  Kader partai yang memenuhi criteria kader yang baik itulah yang bisa diharapkan dapat memajukan partai.

Di sisi lain semua partai tentu tidak mau memiliki kader partai yang tidak baik dengan criteria sebagaimana uraian di atas.  Sebabnya adalah kader yang tidak baik tsb hanya akan menurunkan citra partai dan membuat gagal dalam pilkada atau pemilu.

Jika sebuah partai sampai memecat kadernya, kemungkinan besar kader tsb sudah dianggap oleh pimpinan partai sebagai kader yang tidak bisa memajukan partai bahkan lebih dari itu kader partai tsb dinilai hanya membuat citra partai menurun karena melakukan tindakan-tindakan seperti uraian di atas.

Ketika PKS memecat Fahri Hamzah sudah tentu hal tsb disebabkan dia sudah dianggap sebagai kader partai yang tidak memenuhi syarat sebagai kader partai yang baik. Dengan kata lain Fahri bukan saja dianggap tidak bisa diharapkan untuk memajukan partai, tapi juga telah menurunkan citra partai karena sikap dan pernyataan-pernyataan politiknya yang sering tidak sesuai dengan harapan masyarakat dan kebijakan partai.

@Demokrat Tolak Fahri@

Setelah Fahri di pecat dari PKS, maka  kemungkinan yang akan terjadi adalah dia akan pindah alamat partai atau dengan kata lain ia hijrah untuk menjadi kader partai lain. 

Masalahnya adalah semua partai tentu hanya mau menerima  kader partai yang memenuhi criteria sebagai kader yang baik dan bisa diharapkan untuk memajukan partai. Partai manapun akan sulit menerima kader yang berteriak-teriak bubarkan KPK, menyebut anggota DPR bloon, menyebut Jokowi sinting, seperti yang pernah dilakukan Fari.

Sekarang marilah kita lihat bagaimana sikap Partai Demokrat tentang kemungkinan menerima Fahri sebagai kader partai tsb. Wakil Ketua Umum Partai Demokrat (PD), Agus Hermanto, menilai bahwa pihaknya akan berpikir jernih sebelum memutuskan untuk menerima Fahri Hamzah apabila resmi dipecat dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Menurut Agus, persahabatan Partai Demokrat dengan PKS bakal rusak, jika menerima Fahri sebagai kader partai tsb.  Apa yang dikatakan Agus tsb, menyiratkan bahwa Partai Demokrat secara halus menolak Fahri untuk menjadi kader partai tsb. 

Di sisi lain kita juga jangan lupa ketua umum Partai Demokrat, SBY adalah tokoh yang terlalu sering memberi nasehat kepada  kader partainya agar bersikap santun, santun, dan santun.  Dapat ditebak dengan mudah kalau SBY tidak suka kepada orang dengan tipe kepribadian seperti Fahri.

Kesimpulannya adalah sangat kecil kemungkinannya Partai Demokrat mau menerima Fahri sebagai kader partai tsb, kecuali jika Fahri bisa menyulap dirinya untuk mendadak berubah menjadi pribadi yang santun.

Sumber: beritasatu.com (5-4-2016)

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun