Mohon tunggu...
Abdi Dharma
Abdi Dharma Mohon Tunggu... -

Menulis di Kompasiana untuk menyalurkan hobi & berbagi info..(http://infoterpenting.blogspot.com/). Hobi lainnya adalah berenang, yoga, membaca, bersepeda, bermain (& mengajar) gitar, keyboard, biola. meditasi, dan aktifitas kreatif lainnya. Aktifitas internet saya bisa dilihat di sini http://www.youtube.com/watch?v=tBAVn3pkRkE\r\nhttp://www.youtube.com/user/meditasiplus#p/u\r\nhttp://www.youtube.com/user/thursanhakim\r\nhttp://www.youtube.com/user/lesmusiktercepat\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ada Menteri yang Langsung Sedih Saat Mulai Bekerja (?)

30 Oktober 2009   03:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:29 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada umumnya para pentolan partai atau tokoh masyarakat yang terpilih sebagai menteri akan merasa sangat gembira. Beberapa hari yang lalu kita semua bisa melihat bagaimana cerianya wajah-wajah mereka yang merasa lulus dalam audisi menteri Cikeas idol.

---

Saat pelantikan menteri Kabinet Indonesia Bersatu Ke 2 (KIB 2), berlangsung dan disiarkan oleh berbagai media elektronik wajah-wajah ceria dari para menteri yang dilantik itupun semakin jelas terlihat. Tentu kegembiraan ini bisa menjadi salah satu faktor penting untuk mulai bekerja dengan penuh semangat, terutama dalam melaksanakan program kerja 100 hari..

---

Akan tetapi ternyata salah satu di antara para menteri yang baru diangkat dalam kabinet Indonesia Bersatu (KIB) jilid 2 ternyata ada yang langsung sedih ketika baru memulai pekerjaannya pada hari-hari pertama. Siapakah menteri tsb . . . . ?

---
Menteri yang mau tidak mau harus bersedih saat baru memulai pekerjaannya adalah Menakertrans (Menteri Tenaga Kerja dan Tramsmigrasi), Muhaimin Iskandar dari PKB (Partai Kebangkitan Bangsa). Penyebabnya adalah ketika ia baru saja memulai pekerjaannya selama beberapa hari, untuk kesekian kalinya terjadi lagi musibah terhadap TKI yang bekerja di Malaysia.
---
TKI yang tewas itu adalah Munti binti Bani (36 tahun). TKI asal Dusun Pondok Jeruk Barat, Desa Waringin Agung, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Ia tewas pada hari Senin, 26-10-2009. Penyebabnya adalah seperti yang sudah sering kali terjadi sejak dulu . . . . . disiksa majikan yang tidak beradab.
---
Majikan Munti yang beretnis India itu melakukan penyiksaan dengan cara membotaki kepalanya, memukuli dengan besi, dan disuruh tidur di WC. Menurut 3 dokter yang merawat Munti, ia mengalami patah tulang di pergelangan tangan, tulang rusuk, dan tulang punggung akibat pukulan benda keras. Munti diselamatkan polisi Malaysia. Saat di rawat di rumah sakit ia tewas.
---
Tewasnya TKI bernama Munti tsb tentu akan membuat siapapun yang menjabat sebagai Menakertrans merasa sedih. Kesedihan Menakertrans adalah kesedihan kita semua. Namun merasa sedih saja tidak cukup.
---
Tampaknya sebelum kasus Munti terjadi, Menakertrans, Muhaimin Iskandar harus sudah memulai pekerjaannyan dengan semangat yang disertai dengan kesedihan dan keprihatinan. Karena menurut Sekretaris II Konselor KBRI Malaysia, Susapto Anggoro Broto pada tahun 2008, jumlah TKI di Malaysia sebanyak 1,2 juta orang. Sebagian besar bekerja di sektor informal, seperti buruh perkebunan kelapa sawit, pekerja bangunan, dan pembantu rumah tangga. Dari jumlah itu, antara 400 - 700 TKI meninggal tiap tahun. Penyebabnya antara lain adalah karena kecelakaan kerja, kecelakaan lalu lintas, sakit, dan lain sebagainya.
---
Kasus yang dialami Munti bukanlah kasus yang pertama. Munti hanyalah salah satu dari sekian banyak TKI yang menjadi korban kekejaman majikan yang tidak beradab di Malaysia atau di Arab Saudi. Parahnya kasus yang dialami Munti ini sudah menjadi kejadian yang rutin sejak dulu sampai sekarang. Sekarang bisakah kita berharap Menakertrans dan pihak terkait lainnya mampu mengakhiri kasus seperti ini ?
---

Salam dari Abdi Dharma

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun