Beberapa waktu yang lalu saya nonton film horror Indonesia “Hantu Puncak Datang Bulan”. Andi Soraya adalah salah satu aktris yang bermain di film itu. Selain itu ada personil trio macan dan Tessa Marieka yang ikut andil berakting. Film horror tersebut menyodorkan adegan-adegan threesome yang menggairahkan. Tontonlah, pasti menyenangkan.
Suguhan-suguhan holistik ala setan tersebut berdurasi cukup panjang, namun biasa saja. Biasa kenapa? Katakanlah kalau lakon setan itu hanya bernafsu birahi saja dan tidak sedikit pun menakutkan atau setidaknya membuat penonton menjerit. Ya, karena sebenarnya filmnya tidak berkarakteristik horror sungguhan, tapi berkarakteristik kolor. Lalu apa yang dilakukannya? Setan itu sekarang sudah bisa berenang dengan baik, menggoda pria dengan lihai, menari dengan lemah gemulai, dan bisa mengajak kencan tanpa gagal merayu.
Setan yang sebenarnya memiliki arti menakuti, justru sekarang berkonotasi lain. Menyenangkan mungkin diksi yang tepat untuk merepresentasikan sifat kegiatan setan saat ini. Barangkali bisa dipahami bahwa setan maupun iblis sudah tak mampu lagi memberikan kesan takut pada manusia dan tidak lagi bisa mempengaruhinya.
Disamping itu, iblis maupun setan sudah tak mampu lagi mengimplikasikan keapiannya kepada manusia. Ia tidak lagi menakutkan, menjahati, menafsui manusia. Sekarang mereka yang takut pada manusia. Kata mereka, manusia sekarang banyak yang sudah berkompeten dalam bidang kesetanan. Sebaliknya, setan sulit meniru polah tingkah manusia. Bahkan setan sendiri terkalahkan soal kompetensinya.
Bukankah dulu ketika iblis membangkang ketika disuruh untuk sujud (hormat) kepada adam, dengan alasan adam hanya diciptakan dari tanah. Dulu api dianggap unggul, sekarang tanah lebih unggul daripada api.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI