Sedikit manusia ingin bertemu kamu
Karena ibumu dulu menabur batu ke angkasa
Bukan cuma indonesia tapi itu eropa katanya juga terasa
Iya itu dulu, mungkin ibumu bosan dan mengadu pada Pencipta
Sang penciptapun mengizinkannya
Hai Anak krakatau jangan kau ingat mama
Panggilan pada ibu itu sangat menyakitkan
Menyakitkan jika sang ibu tidak kelihatan
Aku tahu betapa sakitnya ingat mama
Aku tahu betapa mendetumnya langit bumi jika terbayang mama
Langit tak selamanya kuat mengatapkan amarahmu
Lautan digoyahkan siapa manusia punya mampu bendungannya?
Udara kau invasi, mana lagi makhluk di bumi bisa bertahan?
Hai Anak krakatau, kamu telah besar
Badan kau timbun, langit kau sembur
Ya! kau ingin tunjukkan kekuatan dan ancaman
Kepada manusia yang serakah
Manusia yang kini saling hujat dan bersumpah serapah
Tapi wahai AGK, kau perlu tahu, di mataku kamu tetap indah
Lihatlah kenangan kecil buku gambarku
Selalu ada kamu bersanding matahari
Ini juga beberapa lembaran ada kamu bersama perahu nelayan
Sudahlah jangan berteriak lagi, dan jangan memanggil mama
Katakanlah dalam hati aku anak mama yang pandai dan mandiri
Diamlah di sana dan biarkan tangan-tangan kecil menggambar dirimu
Diamlah dan berhembuslah dengan kasih
Banyak pelancong dari jauh untuk mendapatkan cantik dirimu ketika malam
Urailah cahaya merah ke langit dengan indah
Sperti biasa, bangunlah dirimu besar mandiri tanpa amarah
Cukup sudah ratusan, jangan sampai ribuan apalagi jutaan
Kepada Pencipta kami bertaubat
Semoga Dia menahan iziNnya
Saat dirimu menyaksikan angkuhnya kami.
Air mata dan darah kami ini sudah bercampur lautan
Rumah dan makam kami telah jadi daratan
Banyak bocah kecil tak lagi berpangku mama
Tenanglah tenang di sana, bermain seperti biasa
Wahai Anak Gunung Krakatau
Kamu itu Indah...
Liwa - Lampung Barat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H