Karet (Hevea brasiliensis) termasuk dalam tanaman perkebunan andalan yang dibudidayakan di asia tenggara seperti Indonesia, Malaysia, Thailand. Lateks/getah yang dihasilkan oleh tanaman karet merupakan salah satu sumber dari devisa negara, oleh karena itu tanaman karet terus dilakukan peningkatan dalan sisi budidaya untuk menciptakan produktivitas yang maksimal (1). Produktivitas tanaman karet pada musim hujan mengalami penurunan sebesar 30% per tahun yang diakibatkan oleh curah hujan pada tahun 2010. Hasil produksi  getah normal tanaman karet yang diperkirakan sebesar 2,9 juta ton tetapi musim hujan hanya mencapai 2,85-2,86 juta ton. Penurunan hasil produktivitas tanaman karet tersebut akibat curah hujan yang tinggi yang berdampak pada pertumbuhan,  perkembangan tanaman, menghambat kegiatan pemanenan dan pengolahan(2).
Curah hujan adalah salah satu sumber air utama dalam budidaya karet tetapi jika terlalu tinggi budidaya tanaman karet menjadi kendala dalam proses penyadapan seperti penurunan produksi, kualitas getah, dan berkurangnya waktu penyadapan. Penurunan kualitas yang terjadi akibat bercampurnya getah dengan air sebesar 20%. Penanggulangan atau solusi yang dapat dilakukan dengan tinggi curah hujan agar tidak mengganggu kegiatan penyadapan tanaman karet diantaranya penggunaan rainguard, selendang polan sederhana. Penggunaan alat pelindung sadap terhadap hujan dapat disesuaikan dengan kepentingan dan karakter lingkungan perkebunan karet. Pemilihan jenis pelindung tersebut yang tepat akan mengatasi masalah dalam proses penyadapan, meningkatkan produktivitas, meningkatkan efisiensi dan efektifitas input pertanian (3).
Efek negatif akibat curah hujan yang tinggi pada kualitas dan kuantitas getah karet sebagai berikut:
1. Curah  hujan  dengan intensitas tinggi berdampak negatif terhadap bidang sadap tanaman karet sebab aliran sadap tersumbat dan produksi menurun. Oleh karena itu, sering petani karet pada musim penghujan akan menunda kegiatan penyadapan tanaman karet yang akan berdampak berkurangnya waktu penyadapan dan produksi getah/lateks
2. Getah tercampur dengan air hujan yang mengakibatkan penurunan kualitas lateks/getah karet. Kualitas dalam budidaya tanaman karet merupakan aspek yang penting sebab getah/lateks menjadi produk utama. Hasil getah yang mengalami penurunan kulaitas akan berdampak dengan penurunan harga jual dan pendapatan petani.
3. Curah hujan yang tinggi menyebabkan tidak terkendalinya ledakan penyakit daun Colletotrichum. Penyakit daun yang dialami oleh tanaman karet menyebabkan penurunan produksi getah sebab daun karet sebagai tempat fotosintesis mengalami gugur. Penyakit PGD Pestalotiopsis menyerang sebagian besar klon tanaman karet dan belum terdapat tanaman berjenis klon yang mampu tahan terhadap penyakit tersebut. Serangan penyakit PGD mulai dari fase pembibitan hingga tanaman dewasa dengan persentase serangan yang bervariasi. Dampak yang nyata penyakit ini yaitu gugurnya sejumlah daun dengan intensitas secara terus menerus yang membuat kanopi tipis hingga 75-90% mengalami defoliation, menyebabkan stress fisiologi dan memperlambat proses penyadapan karena perkembangan lilit batang mengalami hambatan (4).
Â
Solusi curah hujan yang tinggi terhadap penyadapan karet
 Kegiatan penyadapan yang dilakukan pada musim hujan rentan akan gangguan oleh air hujan yang dapat mempengaruhi produktivitas dan kualitas getah karet. Oleh karena itu, diperlukan terobosan atau solusi alternatif yang dapat berguna untuk pemecahan masalah penyadapan pada musim hujan sebagai berikut:
1. Rain guard
Â