Mohon tunggu...
abdi masyarakat
abdi masyarakat Mohon Tunggu... -

pengamat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gubernur Sumsel Mampu Yakinkan Tujuh Investor AS

21 November 2012   03:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:58 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1353468555894944539

Gubernur Sumsel H Alex Noerdin mampu meyakinkan  tujuh investor asal Amerika Serikat (AS)  agar mau melakukan investasi di Sumsel. Malahan tujuh investor asal Amerika tersebut turun langsung ke lapangan untuk melihat potensi sumber daya alam (SDA) di Provinsi Sumsel berdasarkan hasil paparan dalam bahasa Inggris yang fasih yang meyakinkan dari Gubernur Sumsel H Alex Noerdin yang langsung memaparkan kekayaan Bumi Sriwijaya di Griya Agung Palembang, Senin (19/11). Dari pertemuan tersebut, Kedutaan Besar (Kedubes) AS untuk Indonesia menghadirkan tujuh perusahaan yang akan ditawarkan investasi di Sumsel. Diantaranya APL yang bergerak di sektor pengembangan pelabuhan, Black and Veatch yang bergerak di sektor batubara dan pembangkit listrik tenaga panas, General Eletric di sektor transportasi dan kereta api, ARI sektor infrastruktur, Dupont sektor pertanian, Genereal Atlantic sektor konsumen produk, dan energi terbarukan, serta Sandal Treat and Consulting sektor pertanian. Dari ketujuh investor AS itu kesemuanya sangat tertarik menanamkan modalnya di Sumsel. Apalagi, potensi SDA Sumsel luar biasa dan belum banyak tergali. Besar kemungkinan, kerjasama Sumsel dan AS tidak lama lagi akan segera terwujud. Menurut Gubernur, peluang investasi di Sumsel saat ini sangat menjanjikan. Peluang investasi itu di bidang pertambangan seperti batu bara, minyak, gas alam, panas bumi (Geothermal), dan energi terbarukan (Renewable). Gubernur juga memaparkan potensi di bidang lainnya yakni perikanan dan infrastruktur, seperti pembangunan jalan, double track, dan Pelabuhan Internasional Tanjung Apa-api (TAA). "Kami undang para pengusaha AS ini karena potensi Sumsel cukup besar dan belum digali secara maksimal. Selain itu pembanguan di Sumsel sangat mengutamakan lingkungan dan itu merupakan keinginan dari investor AS," ungkap Gubernur. Kepala Bappeda Provinsi Sumsel Yohannes H Toruan mengatakan, Provinsi Sumsel menjadi satu dari tiga provinsi di Indonesia yang menjadi tujuan investasi Negara Adi Kuasa Tersebut. "Ada Jawa Timur, Kalimantan Timur, dan Sumsel jadi tujuan mereka. Ini peluang besar bagi kita," ungkapnya. Yohannes menyebutkan, terdorongnya investor AS berinvestasi di bidang batubara memang tergolong besar karena cadangannya di wilayah Sumsel memang masih sangat besar. "Potensi batubara ini baru akan habis empat abad ke depan, sehingga sangat rugi jika tidak diolah dari sekarang," terangnya. Khusus untuk perkembangan industri batubara Sumsel, Yohanes mengakui jika perkembangannya tergolong lambat karena masalah infrastruktur yang kurang menunjang. Pihaknya berharap investasi yang ditanamkan ke daerah ini secara menyeluruh atau lengkap seperti produksi, angkutan termasuk sarana pendukung lain yakni jalan. Sementara itu, Sekretaris Bidang Keuangan dan Ekonomi Makro Kedutaan Besar AS untuk Indonesia Michael Roberts mengatakan, pihaknya sangat antusias melihat potensi SDA di daerah ini. Dirinya memprediksi, seluruh perusahaan yang diundang sangat tertarik teken memorandum of understanding (MoU) dengan Pemprov Sumsel dalam investasi di segala bidang. Namun, menurut dia, dari sekian banyak potensi itu, sektor energi khususnya batubara akan menjadi sektor yang paling potensial jika kerjasama antara Sumsel dan AS terjalin. Hal ini didukung dengan banyaknya perusahaan AS yang bergerak di sektor energy yang membutuhkan cadangan batubara yang cukup memadai. "Sumsel kaya akan batubara dan itu perlu digali secara maksimal. Ini sangat membuat kami tertarik," ungkapnya. Selain batubara, Robert mengatakan, tidak menutup kemungkinan sektor energi lain seperti geothermal menjadi leading sektor dalam investasi kali ini. "Kami juga tertarik dengan geothermal. Bisa saja ini kita mau investasi juga," katanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun