Mohon tunggu...
Muhammad Wahib Abdi
Muhammad Wahib Abdi Mohon Tunggu... -

nggak banyak yang bisa saya beri..\r\nhanya tuangan dari pikiran yang berkecamuk ini..\r\nUntuk INDONESIA...\r\npersembahan dari seorang anak petani yang tangguh!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Moderator Debat Capres-Cawapres, Seharusnya...

11 Juni 2014   00:10 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:20 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

MODERATOR DEBAT CAPRES, SEHARUSNYA.....

Tadi malam kita semua menyaksikan debat capres-cawapres yang serentak disiarkan hampir diseluruh stasiun televisi di Indonesia. Bagi saya pribadi, yang menjadi perhatian tentang debat tadi malam bukan hanya kelebihan dan kekurangan masing-masing pasangan calon dalam menyampaikan pendapatnya di acara tersebut, namun juga terkait peran sang moderator, Zainal Arifin Muchtar.

Menurut saya Beliau terlihat cukup grogi dalam memandu jalannya debat. Kegugupan terlihat dari banyaknya peringatan yang beliau keluarkan kepada para hadirin agar tidak bertepuk tangan saat debat berlangsung dan saat mengajukan pertanyaan kepada para masing-masing pasangan calon yang kurang lancar.

Bahkan saya menjumpai sindiran dari pengguna twitter kepada moderator yang berupa diagram kue'Presentase Pembagian Waktu Debat '. Dalam diagram kue itu dijelaskan peringatan moderator untuk para hadirin agar tidak bertepuk tangan saat peserta debat berbicara menghabiskan separuh waktu debat, waktu kedua paling banyak adalah pertanyaan moderator, dan sisanya jawaban para capres dan cawapres justru digambarkan dengan presentasi yang lebih kecil.

Diagram ini memang terlihat berlebihan, namun hal ini bisa sedikit menggambarkan peran moderator yang terlalu dominan, padahal seorang moderator tidak boleh demikian. Karena yang menjadi pemain utama dalam debat tadi malam seharusnya adalah para pasangan capres/cawapres. Jadi moderator cukup melontarkan pertanyaan dan menjaga jalanya debat agar tetap terarah dengan baik dan tidak keluar dari topik bahasan yang sudah ditentukan. Bahkan untuk mengajukan pertanyaan pun moderator juga tidak boleh berbelit-belit. Hal tersebut mengakibatkan Substansi dari pertanyaan itu kurang bisa dicerna oleh para peserta debat, sehingga jelas terlihat masing-masing pasangan capres/cawapres terganggu. Hal itu terlihat saat ada beberapa poin pertanyaan yabg tidak bisa langsung direspon oleh capres dan cawapres.

Saran saya, seharusnya KPU memilih moderator dari kalangan wartawan senior. Kenapa? Karena wartawan senior pasti memiliki kedalaman materi yang lebih serta kemampuan mengolah pertanyaan dengan baik. Karena hal tersebutlah yangmenjadi kunci keberhasilan jalannya suatu debat.

Terakhir, Sukses bagi KPU dan panitia debat untuk persiapan debat selanjutnya. Semoga bisa lebih baik lagi dan semoga masyarakat Indonesi tidak ada yang golput. Amieennn :D

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun