Mohon tunggu...
Muhammad Wahib Abdi
Muhammad Wahib Abdi Mohon Tunggu... -

nggak banyak yang bisa saya beri..\r\nhanya tuangan dari pikiran yang berkecamuk ini..\r\nUntuk INDONESIA...\r\npersembahan dari seorang anak petani yang tangguh!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Indonesia, Negeri Sepak Bola yang Miskin Prestasi!

20 Juni 2014   16:04 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:00 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Indonesia adalah negeri sepak bola, ungkapan itu terlihat berlebihan memang, namun kalau melihat animo masyarakat Indonesia yang luar biasa terhadap olahraga sepak bola? Rasanya ungkapan itu pantas di sandang oleh Indonesia. Lihat saja saat Tim Nasional Indonesia menggelar pertandingan di Stadion dalam negeri, entah itu pertandingan resmi atau hanya uji coba, maka bisa di pastikan stadion akan dipenuhi oleh para suporter fanatik Timnas Indonesia. Para suporter rela antri berjam-jam di luar stadion untuk mendapatkan tiket masuk stadion dan mau berpenampilan nyeleneh demi mendukung Timnas Indonesia. Padahal dari segi prestasi, apa yang bisa dibanggakan dari timnas senior di negeri ini?

Prestasi yang didapat timnas Indonesia sering kali diraih dari dari tingkat junior. Sebut saja saat juara HKFA di Hongkong oleh U-17 tahun 2012 dan U-18 tahun 2013. Prestasi paling gress adalah yang diraih oleh Timna Indonesia U-19 saat juara Piala AFF U-19 tahun 2013. Lalu, apa yangterjadi di tingkat senior? Apa sebenarnya masalah yang dihadapi oleh persepakbolaan Indonesia? Kapan negeri ini tampil di ajang sekelas Piala dunia?

Dalam pengamatan saya, masalah terbesar persepakbolaan Indonesia adalah dari segi pembinaan! Bagaimana mungkin sebuah tim saat junior bisa juara berulang kali namun saat memasuki usia senior malah miskin prestasi? Nah, saya sebagai pecinta sepak bola tanah air ingin memberikan solusi atas masalh pembinaan sepak bola kita.

Yang pertama perlu dilakukan pengurus PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia)sebagai organisasi induk yang bertugas mengatur kegiatan olahraga sepak bola di Indonesia ini adalah dengan memberikan tambahan waktu atau jam pelajaran untuk bidan g studi olahraga di tingkat Sekolah Dasar sampai tingkat Sekolah Menengah Atas. Karena akan percuma saat perguruan tinggi mampu mencetak lulusan yang baik untuk sarjana kepelatihan dan keguruan olahraga kalau `di sekolah mereka kurang mendapat kesempatan.

Yang kedua terkait kompetisi berjenjang ditiap daerah. Ini merupakan tanggung jawab pengurus PSSI di tiap cabang Kabupaten atau Kota. Karena akan sia-sia kalau para calon pesepak bola masa depan Indonesia terus berlatih dan menempa kemampuan olah bola mereka namun tidak ada kompetisi yang mereka ikuti. Sebuah mental bertanding seorang pemain sepak bola didapat saat mereka bertanding dalam sebuah kompetisi.

Ketiga terkait regulasi di tingkat kompetisi yang paling tinggi di Indonesia. Bagi saya kuota pemain asing di kompetisi tertinggi terlalu banyak padahal kualitas mereka jauh dari kata istimewa. Perlu pengurangan kuota pemain asing bagi masing-masing tim agar mereka benar-benar menyeleksi pemain asing terbaik yang cocok bagi tim mereka, dan pas bagi anggaran tim . Karena saya sudah terlalu muak melihat realita kalau ada pemain asing yang pembayaran gajinya telat bahkan sampai sakit pun tidak bisa berobat dan menyebabkan mereka mati di negeri ini. Memprihatinkan ! Dan mencoreng muka persepakbolaan Indonesia di kancah Internasional.

Semoga apa yang saya tulis ini bisa berkontribusi bagi persepakbolaan kita. Dan semoga persepakbolaan Indonesia semakin baik dan mampu tampil di Piala dunia. Amiennn

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun