Hari lelahmu telah datang,
Semangat, panas, keringat dalam baju sekujur tubuh tak terasa..
Lahapnya dia menelan sayuran yang menjamu kelaparan,
Kedatangan senja membuatnya terbaring menikmati mimpi meski warna itu
Belum merasakan indahnya sentuhan sebuah kuas..
Sebuah naskah sepuluh hari menjadi kebohongan dalam kepentingan pribadinya,
Tak peduli bahwa keajaiban suatu cinta akan membuatnya terkesima,
Namun berakhir dengan cinta yang utuh..
Lelaki..,mata seorang perempuan,
hangat kerinduan tercipta tanpa pamrih,
Kekuatan berpikir telah melewatinya hingga sebuah waktu mengejarnya..
Tembok yang tinggi beribu jeruji membelakangi kesalahannya,
Namun terlihat pasangan – pasangan yang asyik bercerita tentang kehidupan cinta,
Pendengaran membuatnya terhibur, recehan pun tetap berada dalam gelasnya
Dan tak mengenal basahmu, kepergiannya pun diantar oleh alat music dengan petik
Seorang kakek, mata lelah memandangi, senyum menyapa, dan kepala menunduk
Tuk mengucapkan terimakasih..
Lampu ke lampu membuatnya berhenti, kedinginan meniupnya,
Wajah cemas memperingatinya dan kecepatan terus membasahinya,
Namun raut tersenyum tetap dalam khayalnya, teriakan cinta pun tetap bersuara
Walau sepi memandangnya dengan air mata dan menjawabnya dengan kerinduanmu…
Yogyakarta,010206 / 22.07-23.40
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H