70% saya mengalami penurunan omset selama hampir 1 tahun ini, Pak. Bahkan tidak hanya saya saja, ada beberapa pebisnis UMKM lain di luar Desa yang juga mengeluh.
Kutipan di atas adalah jawaban singkat saya. Ketika pertanyaan keluh kesah warga selama pandemi, yang dilontarkan oleh Dinas  Kesehatan Kabupaten Kediri. Yang sedang berkunjung ke beberapa desa untuk memantau jalannya Peresmian kampung tangguh.
Selama tahun 2020, siapa yang tak mengeluh terhadap wabah ini. Sedangkan kita harus hidup dengan keterbatasan. Bahkan, saya sempat mendengar sendiri dari Anies Baswedan, bahwa menggunakan masker itu tidak nyaman. (Acara live streaming)
Mendengar curhatan beliau di sosial media, dalam hati saya langsung tersentak muncul pertanyaan. Seorang Gubernur saja merasakan tidak nyaman hidup di era pandemi ini. Lalu bagaimana yang menjadi rakyat, dan bekerja sebagai pengusaha UMKM?
Tidak usah menilik terlalu jauh. Saya mengawali karir sebagai pengusaha UMKM sejak tahun 2016. Â Selama 3 tahun berjalan, saya selalu mengakhiri tahun dengan hati bungah, bahagia, bahkan karyawan saya selalu di ajak rekreasi.
Tahun ini? Bukan karenanya semakin lama memang usaha berkembang lantas menjadi pelit. Jangankan memikirkan rekreasi, memikirkan menurunnya omset tahun ini saja harus keluar masuk rumah sakit.
"Walah mas, mbok ya jangan terlalu dipikir, kita ini sudah bersyukur masih bisa bekerja"Â (tutur salah satu karyawan saya saat menjenguk saya di rumah sakit, beberapa waktu lalu)
Seperti yang sudah pernah saya tulis di artikel saya yang berjudul Seni Melayani Pelanggan. Sebagai usahawan, kita harus bisa inisiatif memikirkan kreatif, dan inovatif.
Pun juga saat ini yang saya alami. Ketika usaha katering saya sedang surut-surutnya, perihal peraturan pemerintah tidak boleh mengadakan acara yang menghadirkan undangan lebih dari 15 Orang. Tentu ini sangat memberi efek terhadap penghasilan katering saya.