Mohon tunggu...
Abdul Azis
Abdul Azis Mohon Tunggu... Seniman - Belajar menulis

Mencoba belajar dengan hati-hati, seorang yang berkecimpung di beberapa seni, Tari (kuda lumping), tetaer, sastra.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kajian Move On (Bergerak, Akumulasi dari Diam yang Menumpuk)

13 Desember 2020   06:15 Diperbarui: 13 Desember 2020   07:00 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film Kehormatan di balik kerudung, di mana yang berperan sebagai Syahdu tidak bisa Move On ketika mendengar kabar kekasihnya menikah (sumber: video.com)

Sebenarnya penting atau tidak pentingnya move on bukanlah masalah namun yang jadi masalahnya adalah setelah kejadian yang tidak kita inginkan itu telah berlalu maka jalan apa yang akan kita tempuh, apakah kita hanya berdiam diri merenungi kejadian tersebut, ataukah menangisi kejadian yang telah merenggut kebahagiaan atau mungkin berjalan maju ke depan dengan penuh bangga dan bahagia, semua itu ada pada diri kita, tergantung cara berpikir kita.

Move on mungkin penting, namun bisa juga tidak move on itu tidak penting, namun yang terpenting adalah kita harus terus berjalan menjalani hari hari dengan penuh keikhlasan, dengan penuh semangat untuk hidup yang lebih baik, untuk hidup yang lebih layak, untuk hidup yang dipenuhi dengan kebahagiaan.

Jalan yang kita tempuh mungkin penuh lika liku namun justru dengan banyaknya lika liku membuat kita dapat menentukan jalan mana yang baik yang pantas untuk kita tempuh. Jangan hanya karena jalan yang kita tempuh penuh batu lalu kita berhenti dan meratapi jalan tersebut, bersedih boleh namun kamu juga perlu bergegas dan berjuang melewati batu tersebut dan kamu juga bisa mencari jalan yang lain. Lihatlah betapa jalan untuk kembali untuk hidup yang lebih baik begitu banyak?

Kejadian buruk mungkin membuat kita terpuruk namun jalan untuk tetap merasakan kebahagiaan dan kedamaian masihlah banyak.

Keadaan buruk tidak seharusnya membuat kita menderita, keadaan buruk tidak seharusnya membuat kita berputus asa, keadaan buruk tidak seharusnya membuat kita menutup hati.

Kemauan dan kehendak untuk bangkit, memang perlu ditumbuhkan dalam hidup setiap orang. Apalagi mereka yang pernah putus cinta. Ketika diputus memang terasa sakit, membekas, namun kalau hati manusia hanya berhenti di rasa sakit, maka manusia tak akan pernah maju. Bangkit, bangun kembali dari rasa tak nyaman tersebut dan maju kembali, itu perlu.

Dukungan Dukungan orang-orang yang ada di sekitar orang yang pernah putus cinta, amat diperlukan. Setidaknya hal tersebut akan menguatkan langkah hidup mereka yang telah "teraniaya" karena cinta. Dukungan yang dimaksud adalah menguatkan, meneguhkan bahwa cinta boleh putus, namun hidup masih perlu dilanjutkan.

Justru dengan keadaan buruk membuat kita ingin terus menjalani hari dengan berbagai pengalaman untuk dijadikan pegangan diri agar ke depannya lebih berhati hati.

Maka, mari memberi dukungan hidup dengan mencintai yang lain, sesuai tugas, dan tanggung jawab masing-masing, dalam bentuk apapun. Cinta yang proporsional (sesuai "ukuran" pribadi) akan semakin mengefektifkan komunikasi secara mendalam, membangun dan menghidupkan dunia (persahabatan, kekarabatan... dst) yang lebih baik.

Kepada orang yang baru patah hati, Bersabarlah...

Kau pantas mendapat yang lebih baik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun