Tepatnya pada pukul 03.45
Telah terbentuk sebuah sejarah
Dalam renungan seni alam tingkat satu...
Di bawahnya lah aku bernaung
Dihiasi gemerlap cahaya lampu lautan
Puncak impian pelaut yang melihat ombak Gelombang menerpa perahu tangkap jelas terlihat
Sambil memandang Bintang-bintang malam yang redup
Ibu dari rembulan
Melahirkan ribuan puisi yang kita sebut Cinta...
Di atas bentangan karpet merah kita meramuh-ramah
Sembari dikelilingi Puan-ouan yang terlelap menggigil...
Di rumah tua, tanah adat Jawa
Di atas sajaknya Terbujur petuah Sabdo Palon
Dan di lereng gunung Sembari kita terlelap mencari kehangatan
Mimpiku yang tadinya asing
Kembali berdamai pada lelap yang pertama...
Di kaki bukit Wilis
Di bawah gelapnya atap langit
Ditutupi kabut-kabut tebal
Angin semilir liar Menyejukan tubuh...
Tuhan..!!
Jika fajar esok aku terlalu tenggelam dalam mimpi Ini
Maka bangunkalah aku
Dengan tetes-tetes embun kesucian
Sebelum aku bernapas dngan Bismillah...
Amiin
Kediri, 10 Desember 2020
Buah karya: Abdul Azis Le Putra Marsyah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H