Mohon tunggu...
Abdul Azis
Abdul Azis Mohon Tunggu... Seniman - Belajar menulis

Mencoba belajar dengan hati-hati, seorang yang berkecimpung di beberapa seni, Tari (kuda lumping), tetaer, sastra.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kuncup Melati Rindu

5 Desember 2020   13:51 Diperbarui: 5 Desember 2020   13:54 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Entah apa makna syairku kali ini.
Saat aku melihat melati yang kuncup
Di ujung fajar,
Tak kucium aroma wanginya,
Tiada kusentuh halus lembut
Kelopaknya,

Sebab jarak telah menghempas segalanya,
Dinding kokoh berpilar tiga
Menghadangnya,

Kuhanya dapat mendekap
Wangi pesonamu dalam angan,
Kusentuh kelopak sucimu dalam
Lamunan,

Saat kuncup kuncup rindu membelukar
Dalam jiwa,

Entah berapa windhu lagi senja nanti
Kan menyaji indahmu
Dan pada bayu yang membawa
Wangimu,

Aku disini masih bernyanyi dalam
Rindu yang hening,

Kediri, 5 Desember 2020
LPM AA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun