Berbahagialah kita yang masih diberi kesempatan untuk tetap menghirup udara rasa. Adalah kita yang diberi peluang oleh semesta, agar tetap merawat temu. Dan, tak ada rasa bosan menyelimuti raga dalam menyusun cerita ditaburi kata-kata bernyawa.
Jemari-jemari menari dengan riang. Semangat kita tak pernah terkurung. Biar dalam keadaan tertekan, kita masih bisa merajut kata. Kita masih berusaha merawat ingatan.
Kemudian, menyiapkan pena dan secarik kertas untuk menulis dengan serius. Tak perlu banyak berbicara, kita hanya butuh waktu yang tepat untuk mengungkap segala bahasa. Sampai, gemuruh suara membangun komitmen "Kita ingin jadi orang-orang berani. Berani dalam mengungkapkan saran-pendapat. Berani dalam bertindak. Yang terpenting, segala yang kita perjuangkan, tetap setia berdiri pada kolidor garis kebenaran."
Setidaknya, sejarah dari sebuah permulaan telah dimulai dengan kata hati. Sebagai kaum terpelajar, kita percaya pada suara-kata hati. Dan, tak mau terjebak pada segala ajakan hanya untuk menyesatkan raga.
Kau dan aku tersenyum menjemput pagi. Mata-mata tetap melotot. Canda-tawa menghipnotis ruang rindu. Dan, tubuh-raga beragam mengirimkan aku kata-bahasa untuk dibaca. Meja sapa merayu dengan lembut. Dan, tangan ini kembali menulis coretan-coretan makna yang dibubuhi di tanah sejarah.
Jika, kata-bahasa yang disodorkan di meja temu ditulis ulang. Maka, susunannya akan seperti ini.
Hippmia
Oleh: Le
Sebuah organisasi yang terbentuk
Saat ini, aku sedang belajar
Dan berproses di dalam
Organisasi tersebut
Ayah
Oleh: Putra
Kau adalah sosok terhebat
Kau adalah cinta pertamaku
Bukan Pecundang
Oleh: Marsyah