Mohon tunggu...
Abdul Azis
Abdul Azis Mohon Tunggu... Seniman - Belajar menulis

Mencoba belajar dengan hati-hati, seorang yang berkecimpung di beberapa seni, Tari (kuda lumping), tetaer, sastra.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Biru Langit, Laut, dan Bukan Matamu

1 November 2020   16:21 Diperbarui: 1 November 2020   16:31 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri Ainul Hidayah


Biru adalah langit saat siang, apabila cuaca tidak sedang mendung.
Langit memperhatikanmu, jika tidak ada penghalang antara kau dan langit.
Ia juga melindungimu agar kau dapat hidup di atas bumi ini.
Atau agar aku senang kau telah terlahir, terimakasih kepada ibumu.
Apa kah langit ada hanya untuk kau ada?

Biru adalah laut, sungai, danau, dan apapun yang meniru langit.
Laut memisahkan pulau-pulau dalam sebuah negara,
atau benua yang menjadikan kau berwajah asia.
Wajahmu seperti laut yang tak tahu bahwa nelayan hidup darimu.

Ainul Hidayah, biru bukanlah matamu.
Aku tak suka mata berwarna biru, aku menyukai matamu.
Biru menyiratkan puisi ini, menyeduh kasih langit kepada laut.
Kosakata yang tak bisa ku ucapkan walau aku ingin mengucapkannya.
Seperti gaun berwarna sama yang kau kenakan tersibak angin.
Kau sungguh cantik saat pertemuan

Kediri, 01 November 2020

Buah karya: Abdul Azis Le Putra Marsyah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun