Mohon tunggu...
Abdul Azis
Abdul Azis Mohon Tunggu... Seniman - Belajar menulis

Mencoba belajar dengan hati-hati, seorang yang berkecimpung di beberapa seni, Tari (kuda lumping), tetaer, sastra.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Matahari Ketiga Belas di Dua Samudera Semesta

1 November 2020   06:38 Diperbarui: 1 November 2020   07:05 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

*MATAHARI KETIGA BELAS DI DUA SAMUDERA SEMESTA*

Saat hati menjadi matahari
Dan bulan menjadi sebuah jiwa
Maka bumi menjadi sang dicipta
Melangkah bersama di dalam garis edar yang menjadi pembeda

Saat bulan berada di tengah tengah di antara bumi dan matahari pada sebuah garis lurus
Gerhana matahari pun hadir di siang hari
Menampakan utusannya yang hadir dalam kegelapan di dalam.keadilan dan kebijaksanaannya
Dalam sebuah bayang bayang yang menjadi payung hitam

Saat itu sang di cipta mengikuti langkah langkah jiwa yang memayunginya
Hingga malam pun menjadi terang benderang dalam cahaya sang rembulan

Saat bumi berada di tengah tengah di antara matahari dan bulan pada sebuah garis lurus
Keadilan dan kebijaksanaannya pun hadir dalam gerhana bulan
Membuat siang berkemilau dan malam menjadi hangat tanpa selimutnya
Sang rembulan pun perlahan menghilang
Lenyap dalam bayang bayangnya
Menatap sang di cipta yang kini telah di disinari cahaya hati
Dalam sebuah senyuman..

Hadirkan dua samudera semesta yang saling berdampingan
Segar dan tawar
Asin dan pahit
Yang menjadi dinding pembatasnya
Dalam ukuran ukuran yang telah di tetapkannya

Membuat malaikat yang datang bergelombang gelombang di antara kabut putih tak dapat menutupi langit yang kini telah pecah belah

Memerca cahayanya dalam cahaya yang bercahaya di sebuah cahaya yang bercahaya mencahayakan cahayanya yang bercahaya di dalam cahaya yang bercahaya dengan cahaya yang bercahaya

Di dalam sebuah cahaya

Kediri, 01 November 2020
Buah Karya: Abdul Azis Le Putra Marsyah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun