*MATAHARI KETIGA BELAS DI DUA SAMUDERA SEMESTA*
Saat hati menjadi matahari
Dan bulan menjadi sebuah jiwa
Maka bumi menjadi sang dicipta
Melangkah bersama di dalam garis edar yang menjadi pembeda
Saat bulan berada di tengah tengah di antara bumi dan matahari pada sebuah garis lurus
Gerhana matahari pun hadir di siang hari
Menampakan utusannya yang hadir dalam kegelapan di dalam.keadilan dan kebijaksanaannya
Dalam sebuah bayang bayang yang menjadi payung hitam
Saat itu sang di cipta mengikuti langkah langkah jiwa yang memayunginya
Hingga malam pun menjadi terang benderang dalam cahaya sang rembulan
Saat bumi berada di tengah tengah di antara matahari dan bulan pada sebuah garis lurus
Keadilan dan kebijaksanaannya pun hadir dalam gerhana bulan
Membuat siang berkemilau dan malam menjadi hangat tanpa selimutnya
Sang rembulan pun perlahan menghilang
Lenyap dalam bayang bayangnya
Menatap sang di cipta yang kini telah di disinari cahaya hati
Dalam sebuah senyuman..
Hadirkan dua samudera semesta yang saling berdampingan
Segar dan tawar
Asin dan pahit
Yang menjadi dinding pembatasnya
Dalam ukuran ukuran yang telah di tetapkannya
Membuat malaikat yang datang bergelombang gelombang di antara kabut putih tak dapat menutupi langit yang kini telah pecah belah
Memerca cahayanya dalam cahaya yang bercahaya di sebuah cahaya yang bercahaya mencahayakan cahayanya yang bercahaya di dalam cahaya yang bercahaya dengan cahaya yang bercahaya
Di dalam sebuah cahaya
Kediri, 01 November 2020
Buah Karya: Abdul Azis Le Putra Marsyah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H