Hujan Turun, Kepala Suku di Afrika masuk Islam
Ini sebuah kisah nyata da’i yang bernama Dr. Abdurrahman Smith yang menyebarkan agama islam di Afrika, pada suatu hari beliau mendatangi salah seorang kepala suku, dan pada saat itu musim kering, sudah lama tidak turun hujan. Kepala suku itu mengatakan kepada Dr. Abdurrahman “Berdoalah kamu kepada Tuhanmu mintalah hujan turun! Jika Tuhanmu mengabulkan doamu, maka aku akan masuk islam.” Lalu Dr. Abdurrahman menjawab, “Islam tetap menjadi agama yang benar meskipun tidak turun hujan. Saya hanya manusia biasa dan banyak dosa bisa jadi doa saya tidak di kabulkan. Jadi mintalah syarat yang lain atau kita lanjutkan diskusi kita.” Kepala suku itu bersikeras untuk meminta agar Dr. Abdurrahman berdoa minta hujan.
Akhirnya kepala suku berhasil menyuruh Dokter Abdurrahman untuk berdoa. Dokter abdurrahman tidak bisa - terus menerus menolak dan beliu langsung berdoa memohon kepada Allah agar menunjukkan keajaiban kekuasaannya dengan menurunkan hujan agar kepala suku masuk islam, agar manusia, binatang tidak kehausan dan kelaparan.
Tidak lama kemudian langit menjadi menjadi mendung lalu turunlah hujan “Subhanallah”.
Kepala suku dan penduduk setempat termasuk dokter dan teman-temannya bergembira semua. Akhirnya kepala suku masuk islam diikuti oleh keluarga dan para pengikutnya. Mereka semua masuk islam dan bersama-sama mengucapakan 2 kalimat Syahadat yang di bimbing oleh dokter Abdurrahman Smith “Alhamdulilah” Setelah mereka masuk islam mereka bersama-sama berdoa. “Ya Allah, jadikanlah hujan ini hujan yang memberikan banyak manfaat”.
Dengan turunya hujan kita teringat pada hari kebangkitan di akhirat yang tercantum pada QS. Al-A’raaf 57:
yang artinya :“Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa kabar gembira, mendahului kedatangan rahmatnya (hujan), sehingga apabila angin itu membawa awan mendung, kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu kami turunkan hujan di daerah itu. Kemudian kami tumbuhkan dengan hujan itu berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah kami membangkitkan orang yang telah mati, mudah-mudahan kalian mengambil pelajaran”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H