Mohon tunggu...
Abd Rahman
Abd Rahman Mohon Tunggu... Guru - Sebagai Guru di Sekolah Dasar

Saya biasa dipanggil Rahmanesto, saya aktif diberbagai komunitas sosial, pendidikan dan kepemudaan. saya suka menulis berita, opini dan puisi. suka dengan perubahan dan kemajuan, terbuka untuk semua kalangan, suka diskusi dan hobi bersepeda, kulineran dan nonton musik.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Butuh Nahkoda Melitan Agar Disdik Kokoh

25 Januari 2024   06:07 Diperbarui: 25 Januari 2024   06:41 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Kadisdik Sumenep, Agus Dwi Saputra, S. Sos., M. Si di acara lomba menggambar di Pendopo Keraton (24/01) (Dokpri)

Dinas Pendidikan merupakan tempat berteduhnya Aparatur Sipil Negara ( ASN) yang konsen di bidang pendidikan. Kantor pelayanan khusus para guru, dan tenaga Pendidikan dari semua jenjang dari PAUD/TK, SD Negeri/SDI, SMPN/ SMPI atau organisasi profesi pendidikan. Dan nyatanya, banyak sekali orang yang berambisi dan mengincar OPD ini. Dan itu tak bisa ditutupi, bahwa memang sektor pendidikan salah satu OPD yang kerap menjadi rebutan banyak orang. 

Tapi tudingan itu tak berlaku pada mantan Kadisperindag tersebut. Pasalnya, Agus Dwi Saputra, datang ke Dinas Pendidikan Sumenep membawa misi perubahan. Itu sebabnya, Dinas yang menaungi para kuli Pendidikan kini sudah banyak kemajuan. Upaya Pak Agus membangun sektor-sektor di Pendidikan butuh perjuangan dan kesabaran. Tak heran, gelombang fitnah acapkali datang membombardir dirinya. 

Dinas pendidikan butuh figur yang tak sekedar cakap berpenampilan atau pandai beretorika. Tapi yang dibutuhkan adalah sosok pengayom yang peka terhadap kebutuhan bawahan. Dinas pendidikan adalah benteng perkembangan Sumenep dimasa mendatang. Jangan biarkan menjadi rapuh dan diisi orang yang berambisi tinggi dan haus kekuasaan. Jika kita mau jujur, saat ini stakeholder Dinas Pendidikan sudah bergerak mengikuti perkembangan jaman. Tak ada lagi staf atau pejabat disana yang ongkang-ongkang kaki dan bermalas-malasan. 

Padahal, jika kita mau evaluasi sedikit, sebelum pak agus datang, permasalahan dari sektor pendidikan cukup kompleks. Ada banyak pekerjaan rumah yang tak terselesaikan bertahun-tahun. Nah, penting masalah ini saya tulis sebagai telaah bersama bahwa pendidikan memang butuh pemimpin yang amanah dan berintegritas. Butuh sosok Melitan yang punya kapabilitas tinggi agar pendidikan di Sumenep kedepan lebih baik dan lebih maju. 

Mari bicara yang positif, akan pentingnya sebuah komitmen dan loyalitas demi masa depan pendidikan kedepan. Bahwa butuh orang yang amanah dan tegas dalam menangani masalah pendidikan. Butuh orang yang jujur dan loyal dalam mengutamakan pelayanan, dan mengutamakan kepentingan banyak orang daripada kepentingan pribadi dan golongannya. Tidak butuh orang yang pandai bicara dan beretorika, tapi butuh orang yang kerjanya nyata  dan memuaskan. 

Dikutip, dari Wikipedia, tercatat dalam NPSN (nomor pokok sekolah nasional) bahwa di Kabupaten Sumenep ada 1107 lembaga Sekolah Dasar baik negeri maupun swasta yang tersebar di kecamatan diwilayah ini dan juga terdapat 210 sekolah menengah pertama baik sekolah negeri maupun sekolah islam swasta, baik di daratan maupun kepulauan. Nasib merekalah yang harusnya kita pikirkan di masa mendatang. Butuh tata kelola dan perencanaan yang matang untuk membangun mimpi dimasa depan. Bukan, sekedar ambisi pribadi dan golongan yang cuma sesaat di dapatkan. Itulah pentingnya telaah pendidikan secara keseluruhan. 

.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun