Saat malam tiba, deru kendaraan ramai memadati sudut kota. Senyum dan tawa mereka menghiasi jalanan. Sesekali, mereka melempar teriakan mesranya ditengah peraduan malam.Â
Sebut saja mereka Hanum, Ica, Rendi, dan Ali. Mereka berempat pasangan muda yang Rumahnya tak jauh dari kota. Gubuk kecil tepat di persimpangan kota kelahirannya. Mereka lahir, di Kota Garam Madura. Kota yang penuh dengan cerita dan nestapa. Sederet kisah yang membesarkan pertemanan mereka hingga saat ini.Â
Malam semakin larut, candaan mereka mengalun begitu indahnya. Terkadang banyak yang iri, melihat kemesraan mereka yang menyilaukan mata.Â
Tiba-tiba suasana berubah menjadi syahdu, saat Hanum mulai menceritakan kegelisahan hatinya, bahwa dirinya akan pergi meninggalkan kota ini tiga hari lagi.Â
"Sebenarnya, Aku bingung. Karena tiga hari lagi aku harus meninggalkan kalian semua." ungkap Hanum, sambil meneteskan airmata.Â
" Apa, serius kamu Hanum? "Tanya Ica, dengan penasaran. " Iya, beneran Ica.." Aku harus pergi ikut ke rumah kakekku di Surabaya.Â
" Memangnya, berapa lama Num? " Dan ada apa, kok mendadak begitu," Cecar, Ali dengan penasaran.Â
Hanum dan Ali ternyata baru jadian, mereka baru seminggu berpacaran, namun harus berpisah.Â
"Wah, bakal kesepian nih Ali... " Sahut, Rendi dengan bahasa mengejek. "Hus... Hus.. Gak boleh begitu Ren, bikin galau temanmu aja, " Jawab, Ica sambil tersenyum.Â
" Maafkan  aku Ali, dan teman-teman, aku harus pergi karena kakekku sakit keras, akupun bingung, karena aku tidak tahu berapa lama nanti aku tinggal di sana. " Kata Hanum, sambil menghela nafasnya dalam-dalam.