Mohon tunggu...
Abd Rahman
Abd Rahman Mohon Tunggu... Guru - Sebagai Guru di Sekolah Dasar

Saya biasa dipanggil Rahmanesto, saya aktif diberbagai komunitas sosial, pendidikan dan kepemudaan. saya suka menulis berita, opini dan puisi. suka dengan perubahan dan kemajuan, terbuka untuk semua kalangan, suka diskusi dan hobi bersepeda, kulineran dan nonton musik.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Musik Tong-tong: Antara Budaya dan Tradisi Orang Madura

12 Juni 2023   12:38 Diperbarui: 12 Juni 2023   13:19 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Festival Musik Tong-tong memeriahkan hari Sukarno di Sumenep. (Dok. Pribadi) 

Musik Tong-tong merupakan musik tradisional yang menjadi bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat Madura. Musik ini awalnya merupakan musik yang hanya ada di bulan Ramadhan saja yakni musik patrol/ musik yang hanya dimainkan anak muda di lingkungan sekitar untuk membangunkan orang untuk sahur saja. 

Awalnya musik Tong-tong hanya bermodal dengan alat yang seadanya seperti kentongan, kendi yang diberi ban bekas diatasnya, Bambu dan alat bekas seadanya. Musik patrol kala itu hanya untuk mengingatkan saja atau penanda kalau waktu sahur telah tiba dan mengajak semua masyarakat untuk segera melakukan aktivitas untuk mempersiapkan santap sahur di bulan puasa. 

Namun, lambat laun orang Madura mulai berkreasi dan mulai menciptakan perpaduan musik patrol tradisional menjadi musik Tong-tong modern atau juga disebut musik Ul- daul. Ada banyak perubahan dan penambahan alat musik yang ada pada musik Tong-tong modern. Musik Tong-tong yang awalnya hanya memakai kentongan/patrol berubah menjadi banyak varian. 

Dari penambahan gendang, peking, jidur ( terbuat dari drum bekas yang besar di bungkus dengan ban dalam truk yang di tarik menjadi lebar dan diikat dengan kuat supaya kokoh) hal itu berfungsi sebagai Bass. Ada juga penambahan lainnya seperti: seksofon, suling, gong dan drum. Perpaduan musik gamelan tradisional dan modern tampak indah menjadi alat musik Tong-tong modern atau dikenal dengan Musik Ul-daul.

Selain itu, bukan hanya alat musik yang tampak dipermukaan. Akan tetapi, ornamen aksesoris juga menjadi bagian yang tak terpisahkan dari alat musik ini. Dari dekorasi ukiran, bentuk dan corak yang mencolok menajadi warna khas Madura yang tak bisa dipisahkan. 

Bukan itu saja, perhiasan lampu warna-warni juga menjadi penghias megahnya Tong-tong Madura. Sedangkan kerangka grobak pengangkut di buat tersendiri dengan menggunakan bekas spakbor mobil yang sudah tak lagi beroperasi. 

Awalnya musik Tong-tong tradisional hanya berjumlah sedikit. Mungkin hanya 6-7 orang saja. Akan tetapi, pada alat musik Ul-daul ini bisa menjadi 20-50 personel ditambah kru yang membantu sebagai pengamanan dan sebagai motor (orang yang menggerakkan roda grobak agar bisa berjalan maksimal.  

Biasanya, alat musik ini melantunkan lagu-lagu Madura dan disajikan penari latar di depan kreta hias. Musik Tong-tong modern lahir di era 2000-an, dan biasanya sekarang ini musik ini hadir untuk memeriahkan hajatan, ulang tahun, perpisahan sekolah atau perayaan hari jadi.

Musik Tong-tong  semakin eksis tidak hanya menjadi musik hiburan  bagi Masyarakat Madura. Akan tetapi, musik ini menjadi budaya dan tradisi di Madura di masa kini dan masa mendatang. Musik ini bukan hanya menjadi kebanggaan bagi masyarakat Madura, namun menjadi kekayaan budaya tak benda Nusantara. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun