Dalam tata letaknya, perumahan petani didirikan secara berdampingan dengan arah yang sejajar. Dan setiap keluarga juga memiliki luas pekarangan. Dan di dalam pekarangan, terdapat rumah, dapur, kandang, dan sering juga dijumpai terdapat langgar. Dan semua rumah yang dibangun di bagian utara dengan halaman dengan sisi depannya menghadap ke selatan.Â
Sedangkan dapur dan kandang didirikan berhadapan dengan perumahan dengan sisi depannya menghadap ke utara. Hal itu dimaksudkan agar orang Madura bisa mengawasi istri dan ternaknya. Sedangkan langgar menutup pekarangan tersebut di bagian barat.
Sejarah dan susunan keluarga yang berkukim di Taneyan Lanjhang,dapat diketahui dari cara bangunan tersebut dibangun. Anak perempuan yang sudah menikah tetap tinggal dipekarangan orangtuanya.Â
Sedangkan anak laki-lakinya jika sudah menikah pindah atau ikut dengan istri dan tinggal di rumah mertuanya. Taneyan Lanjhang mencerminkan kombinasi uksorilokalitas dan matrilokalitas.Â
Rumah pertama merupakan rumah asal dan biasanya terletak dibarat laut menjadi tempat terpenting di pekarangan yang dihuni oleh para orangtua. Dan rumah berikutnya "sebagai badan yang terletak di bawah kepala".Â
Tinggal anak perempuan yang telah menikah dengan suaminya menurut urutan umur. Dan yang menentukan adalah sebenarnya hari perkawinannya, tetapi jarang sekaliseorang anak perempuan yang lebih muda akan menikah lebih dulu daripada saudara yang lebih tua.
Refrensi:
Madura Dalam Empat Zaman: Pedagang, Perkembangan Ekonomi, dan Islam. Studi Antropologi Ekonomi. Karya, Huub de Jonge.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI