Sumenep adalah Bagian dari Pulau Madura yang terletak di laut timur Pulau Jawa. Pulau tersebut dipisahkan dari Jawa oleh Selat Madura. Menurut Huub de Jonge dalam bukunya Madura Dalam Empat Zaman, Bahwa Panjang Pulau Madura di perkirakan kurang lebih 190 km. dan jarak yang terlebar pulau madura adalah 40 km. Luasnya 5.304 km2. Pantai utara merupakan suatu garis panjang yang hampir lurus.Â
Pantai selatannya dibagian timur memiliki dua teluk yang besar, terlindung oleh pulau-pulau, gunduk-gundukan pasir, dan batu karang. Disebelah timur terletak Kepulauan Sapudi dan Kangean yang termasuki admanistrasi Madura.Â
Kepulauan itu keseluruhannya terdiri dari hampir 50 pulau yang berpenghuni dan yang tidak berpenghuni. melewati Jembatan Nasional Surabaya Madura (Suramadu), Berjejer empat Kabupaten di Madura, yakni, Kabupaten Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan paling ujung adalah Kabupaten Sumenep.
Sumenep dalam catatan sejarahnya, merupakan kerajaan kecil di Pulau Madura yang di pimpin oleh Adipati/ Raja yang menjalankan roda pemerintahan. Â Luas Kabupaten Sumenep Sekitar 2.093,47 kilometer persegi, yang dihuni oleh 1.124.436 jiwa.Â
Sedangkan, Nama Sumenep berasal dari bahasa kawi atau dikenal juga dengan bahasa jawa kuno, yakni Songenep, yang berasal dari  dua kata yaitu "Sung" dan " Enep". Kata Sung, mempunyai arti relung, cekungan atau lembah. sedangkan kata Enep, mempunyai arti endapan yang tenang. Sehingga, jika dipadukan kata Songenep itu mempunyai arti Cekungan Lembah yang tenang.Â
Namun, cerita berbeda yang lahir di tengah masyarakat yang juga mempunyai cerita mistis lainnya. bahwa kata Songenep berasal dari kata madura asli. Yakni, kata Songenep, yaitu "Soe" mempunyai arti "Moso" (Bahasa Madura) yang artinya musuh. "Ngenep" bermakna atau mengandung arti Nginep (Bahasa Madura) yang berarti " menginap". Â sehingga, jika kata itu digabungkan mempunyai arti musuh sedang menginap di Sumenep. Itulah, sekelumit cerita rakyat yang ada di masyarakat Sumenep.
Kemudian, Lahirnya kota keris yang menjadi simbol bangkitnya kota kecil tersebut adalah terdapatnya 640 empu keris, yang masih konsisten menjaga kelestarian seni dan budaya lokal di Sumenep. Banyaknya pengrajin keris tersebut membuat pengakuan dari UNESCO sebagai daerah pemilik pengrajin keris terbanyak di dunia.Â
Pengakuan UNESCO tersebut membuat Sumenep menjadi daerah atau kota yang berjuluk Kota Keris di Madura. Pusat pengrajin keris terbanyak berada di Desa Aeng Tong-tong, Kecamatan Saronggi, Sumenep, Madura.Â
Keris adalah Warisan Budaya Nusantara yang menjadi kebanggaan rakyat Indonesia yang harus kita jaga dan kita lestarikan. Bukan hanya keris, kota sumenep juga kaya akan kerajinan lainnya, seperti batik tulis, kerajinan ukir, dan wisata pantai dan religi. dan yang lebih unik, di sumenep juga terdapat pulau oksigen terbaik kedua di dunia yakni pulau giliyang. Tersaji juga, makanan khas lokal yang unik dan menggoda lidah kita untuk mencicipinya.
Sedangkan, Taneyan Lanjhang adalah bentuk permukiman penduduk yang tertua di Pulau Madura. sebagian  penduduk Madura di pedesaan tersebar di sepanjang pantai, sebagian lagi penduduk hidup berpencar-pencar di pedalaman dalam rumah-rumah petani, yang bergabung dalam kelompok-kolompok yang kecil dan mata pencahariannya adalah dibidang pertanian dan nelayan. Kelompok perumahan tersebut terletak diantara ladang dan persawahan. Dan secara harfiah taneyan lanjhang disebut juga sebagai" pekarangan panjang".Â