Mohon tunggu...
Abd Rahman
Abd Rahman Mohon Tunggu... Guru - Sebagai Guru di Sekolah Dasar

Saya biasa dipanggil Rahmanesto, saya aktif diberbagai komunitas sosial, pendidikan dan kepemudaan. saya suka menulis berita, opini dan puisi. suka dengan perubahan dan kemajuan, terbuka untuk semua kalangan, suka diskusi dan hobi bersepeda, kulineran dan nonton musik.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Desember Memberi Banyak cerita

21 Desember 2022   08:02 Diperbarui: 21 Desember 2022   08:12 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Dokumen Poto-Pribadi). 

Sudah sampai di penghujung tahun. Jejak-jejak cerita mulai berkemas pergi meninggalkan kenangan di tahun ini. Cerita indah, sedih dan goresan hati yang masih terasa di dinding hati. 

Desember, kusematkan tulisan penuh cinta dan kasih. Ada banyak kata dan kalimat yang masih tersirat dalam catatan buku kecilku. Tentang kegagalan, kekecewaan dan pemulihan jiwa yang sempat terombang-ambing dilautan ketidakadilan. Terlalu banyak kebohongan yang diperlihatkan. Ada segerombolan srigala yang merusak tatanan kewibawaan. Sungguh itu sangat memalukan. Potret hirarki yang samar menjadi kejahatan yang di perjual belikan. Kemurnian jiwa menjadi tak karuan, dan pengabdian menjadi sebuah lukisan penghianatan. 

Kisah yang mengharukan, pemilihan untuk sebuah kedudukan hanya pertunjukan belaka. Dan pada akhirnya, anjing-anjing peliharaan yang terpilih menduduki tahta kecil itu. Bukan karena inovasi, kemajuan dan perubahan visi dan misi kedepan agar pembangunan manusia menjadi lebih baik. Tapi sudahlah, tak perlu di bahas lagi karena Desember hampir usai dan perhelatan dunia persilatan sudah meninggalkan gelanggang pertempuran. Tahta dan kekuasaan itu mengerikan dan hanya milik mereka yang punya uang dan jabatan. 

Saya hanya memikirkan kehidupan ini di masa depan, jika keadilan tak lagi ada pemiliknya, semoga kelak ada malaikat yang mengutus orang baik untuk merubah keburukan menjadi kesetaraan dan dimurnikan lagi agar ada keadilan. Orang kecil ditindas, dibohongi, dikecewakan dan hanya dijadikan kelinci percobaan. Sungguh itu sangat memilukan. Persaingan hanya untuk mereka yang kuat dan mereka yang punya kekuasaan. Lalu, kapan kesempatan bagi yang kecil untuk berkembang. 

Desember menjadi penutup tahun yang memberikan kisah yang tak bisa diulang lagi untuk diperbaiki. Tapi bisa dijadikan refrensi agar kita berhati-hati. Ada banyak lobang, tikungan tajam dan kerikil dijalanan. Dan di musim hujan jalanan licin dan penuh tanjakan, itulah kisah kita yang hanya menjadi catatan. 

Untuk pembaca, tak perlu bersedih karena kita tidak menjadi tinggi diantara kumpulan para kuli. Tapi berikanlah yang terbaik untuk pengabdian kita bagi bangsa dan negara. Keikhlasan akan memurnikan jiwa. Tak usah resah dengan nasib dan masa depan kita karena semua sudah diatur oleh sang Maha Kuasa. Mungkin, ada waktunya kita bahagia, ada ujian yang harus kita lewati. Maka banyak-banyaklah ikhtiar dan berbuat baiklah untuk orang lain, berpikir positif dan yakin jika hidup kita akan damai dan baik di masa depan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun