Mohon tunggu...
Dekik Full The Kick
Dekik Full The Kick Mohon Tunggu... -

Meraih mimpi, berbagi diksi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Telanjang

12 Oktober 2014   16:44 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:21 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

terlena; alpanya hati

kembali berdebu-debu menduli kaki-kaki telanjang

jika benar dicipta lebih Sempurna

Maka menekuk lutut, menciumi altar bukanlah keterpaksaan.

pada saat tepat bertelanjang diri dan baru mengingat

nikmat melarat!

Walau telah membuncah pecah, tidaklah melati terindah,

karena wanginya menggoda mata-mata telanjang

sementara kupu-kupu ke sana ke mari; selepas terkungkung renungkan diri

aku belum teringat; jika denyut-denyut berbatas janji

sebagaimana putik menitipkan harapan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun