Mohon tunggu...
Abd. Ghofar Al Amin
Abd. Ghofar Al Amin Mohon Tunggu... wiraswasta -

|abd.ghofaralamin@yahoo.co.id|

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Setelah Melakukan Percobaan Ini, Anak Saya Kapok Makan Mi Instan

7 Agustus 2016   21:59 Diperbarui: 8 Agustus 2016   11:35 13019
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi/Kompasiana (Shutterstock)

Anak pertama penulis, laki-laki, baru berumur 8,5 tahun. Sejak kecil tergolong susah sekali makan, kecuali kalau lauknya lagi match dia bisa makan dengan lahap, tapi kalau lauknya tidak pas, dia memilih mi instan sebagai pengganti makan. Penulis sudah berulang-kali mengingatkan bahwa terlalu sering mengonsumsi mi instan tidak baik bagi kesehatan. 

Beberapa penjelasan sudah berulang diberikan kepadanya, tapi dia tidak mau tahu dan tetap memilih mi instan sebagai menu harian pengganti nasi tatkala menu nasi plus lauknya tidak pas di hati. Jadilah, kami menyediakan mi instan cukup banyak untuk persediaan bila si dia sedang tidak mood dengan menu masakan ibunya.

Beberapa hari yang lalu, saat pulang dari kerjaan, penulis langsung ke dapur dan memergoki si sulung tengah bermain air. Dia menuangkan air ke dalam gelas, lalu air yang ada di dalam gelas ditambah dengan obat luka merek Betadine sehingga air dalam gelas berubah menjadi merah. Melihat hal itu, kontan penulis kaget dan langsung akan memarahi dia yang bermain tidak semestinya. "Eh, ngapain kamu main gituan!?" tanya penulis setengah marah. "Sabar Pak, aku mau percobaan," jawabnya singkat.

Anak saya kemudian mengambil potongan mi instan yang sudah disiapkan, lalu memasukkannya ke dalam gelas. "Coba perhatikan Pak, apa yang terjadi?" pintanya. Penulis memperhatikan dengan saksama. Setelah diaduk-aduk beberapa saat, air yang semula berwarna merah tiba-tiba berubah menjadi biru dan pada akhirnya kembali menjadi bening. Anak saya tidak memberikan penjelasan apa-apa, hanya mengatakan bahwa makan mi instan itu tidak baik bagi kesehatan.

Benar sekali, setelah melakukan percobaan yang katanya diajari oleh gurunya di sekolah, dia tiba-tiba langsung tidak mau makan mi instan. Bahkan, tiap kali disodori sayur mi, selalu menanyakan apakah itu mi instan atau bukan. Kalau mi instan, dia langsung menolak, tapi kalau mi biasa, dia masih mau mengonsumsinya. Sampai dengan tulisan ini di-publish, penulis belum sempat menanyakan secara detail, apa maksud percobaan itu, dan mengapa air berwarna merah hasil campuran dengan Betadine bisa berubah menjadi bening setelah dicampur dengan mi instan.

Barusan menemani istri belanja, sesampai di rumah langsung tanya ke Istri, "Tadi belanja apa Bu yang warna merah?" "Oh, itu bihun instan, buat si dia, siapa tahu mau, kan bukan mie instan," jawab Istri. "Bukan bihun Bikini kan?" tanya penulis bercanda, "Isy.. ya bukan." Penulis langsung mikir, mau apa tidak ya si sulung makan bihun instan? Kan bukan mi instan. Tapi jangan-jangan sebelum mengonsumsi, dia akan mengadakan percobaan kedua, air dicampur Betadine diaduk dengan bihun, hasilnya? Kalau airnya jadi bening dia bakalan tidak mau makan bihun instan juga... gimana hayo? (Banyumas; 07 Agustus 2016)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun