Mohon tunggu...
Abd. Ghofar Al Amin
Abd. Ghofar Al Amin Mohon Tunggu... wiraswasta -

|abd.ghofaralamin@yahoo.co.id|

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Pertamina Akan Cekoki Kita dengan Pertalite

20 April 2015   22:37 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:52 622
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14295440001314760638

[caption id="attachment_379386" align="aligncenter" width="579" caption="Penasaran dengan pertalite? Tunggu beberapa hari lagi ya (foto; kompas)"][/caption]

|Trending Atticle| PT Pertamina (Persero) tiba-tibamenegaskan bahwa pada Mei mendatang belum jadi menghapus bahan bakar minyak (BBM) jenis RON 88 atau Premium dan menggantinya dengan jenis RON 90 yang diberi nama Pertalite. Meskipun demikian, Pertamina tetap akan “mencekoki” masyarakat dengan Pertalite dengan embel-embel BBM alernatif di luar Premium dan Pertamax. Pertamina pun sudah mengajukan izin ke Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Kementerian ESDM, agar bisa menjual bensin varian baru tersebut, dan kemungkinan ijinnya akan segera keluar dalam waktu 7 hari lagi. (sumber; spdi)

Hal ini ditegaskan oleh kata Vice President Fuel Marketing Pertamina, M Iskandar kemarin. “Tidak menghapus Premium, tapi menambah varian produk. Kenapa kami luncurkan saat ini, kita balancing dengan (rekomendasi-Red) Tim Reformasi Tata Kelola Migas,” Pihaknya menjelaskan beberapa alasan Pertamina melakukan kebijakan itu adalah ingin memenuhi persyaratan mesin yang diusulkan oleh pihak produsen otomotif. Selain itu juga untuk memenuhi rekomendasi dari Tim Reformasi Tata Kelola Migas. ‘’Ini kita memenuhi persyaratan dari produsen otomotif,”

Kebijakan Pertamina ini terlihat maju-mundur tidak jelas, sebab sebelumnya PT Pertamina sudah menegaskan bahwa mulai Mei mendatang, secara bertahap akan menghapus atau menghentikan penjualan bahan bakar minyak (BBM) Premium di Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU). Langkah awal dimulai pada SPBU di pusat kota besar. Pertamina telah menyiapkan bensin khusus sebagai pengganti premium, yakni pertalite. “Secara bertahap, di pusat-pusat kota, tidak ada lagi Premium. Kita akan ganti dengan bahan bakar khusus yang kualitasnya di atas premium, RON-nya lebih tinggi, tapi harganya masih di bawah Pertamax RON 92,” ujar Direktur Pemasaran Pertamina, Ahmad Bambang, di Jakarta, sebagaimana dilansir sm.cetak.

Alasan lain dari penghapusan premium itu karena bahan bakunya sudah langka dan sulit untuk mendapatkannya. Rencana penghapusan premium dan diganti dengan pertalite dinilai oleh beberapa kalangan hanya sebagai akal-akalan Pertamina untuk menaikan harga BBM tanpa banyak cing-cong dan protes dari berbagai kalangan. Siapa yang bisa memberikan jaminan bahwa BBM varian baru yang diberi nama pertalite itu benar-benar jenis RON 90? Ada yang beranggapan jangan-jangan namanya baru tapi komoditi dan jenisnya tetap RON 88.

Direktur Eksekutif Energy Watch, Ferdinand Hutahaean bahkan menyangka bahwa hadirnya pertalite sebagai upaya untuk membebaskan Pertamina dari penugasan pemerintah. Selama ini untuk menentukan harga premium, Pertamina membutuhkan lampu hijau dari pemerintah. Namun, untuk pertalite (non-subsidi), Pertamina bebas mengeluarkan harga tanpa perlu “ijin” dari pemerintah. "Pertalite ini tidak lebih dari akal-akalan Pertamina saja untuk lepas dari bisnis premium RON 88 yang masih menjadi kewajiban Pertamina atau sering disebut BBM penugasan. Karena untuk premium RON 88, Pertamina tidak bisa menentukan harga sendiri tetap diatur pemerintah," ungkap Ferdinand kepada JPNN.com.

Soal sifat dan harga pertalite dibenarkan oleh Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Andy Noorsaman Someng, yang menjelaskan bahwa bensin baru pengganti Premium RON 88, yakni Pertalite merupakan BBM non-subisidi, sehingga harganya ditetapkan oleh Pertamina. Kalau pemerintah yang ikut-ikutan mengatur harga seperti Premium dan solar, bisa rugi lagi Pertamina,”. Loh BUMN rugi kan ditanggung pemerintah,kenapa Pertamina harus repot? Selagi kerugian itu untuk meringankan rakyat tidak masalah bukan? Akan menjadi masalah ketika BUMN rugi karena menjadi “sapi perah”. Toh yang demikian pun tetap masih disubsidi oleh pemerintah. Aneh bukan?

Tapi ya sudah lah, untuk sementara waktu kita bisa merasa “lega” karena Pertamina menunda penghapusan premium, setidaknya untuk beberapa bulan ini. Namun demikian, pada prakteknya Pertamina tetap akan mulai “memaksa” masyarakat mengkonsumsi pertalite secara bertahap di beberapa kota besar. Setelah masyarakat “ketagihan” pertalite, premium akan segera dicabut, dan secara tidak sadar kita bisa menerima bahwa BBM “naik” lagi dari 7.400 menjadi 8.300 per liter. Hanya “naik” 900 rupiah saja, tak perlu geger apalagi sampai menyalahkan Jokowi, lebay tahu. Ini jelas nanti harga pertalite yang menentukan Pertamina sendiri, bukan Jokowi, paham? Ga punya uanguntuk beli pertalite? Makanya ikuti saran Jokowi, kerja, kerja dan kerja! Hehe.. (Banyumas; 20 April 2015)

Selamat Malam Semua!

Recomended :

Ciregol Ambrol, Jalur Tengah Jateng Terputus

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun