Ketua DPRD Kabupaten Cilacap H. Fran Lukman (Dokumentasi Pribadi)
Fran Dipecat Karena Dukung Anak?
Ketua DPC PDIP Kabupaten Cilacap Jawa Tengah, H. Fran Lukman, kader yang juga tokoh senior, sekaligus salah seorang pendiri partai pimpinan Megawati di kabupaten yang berada di pesisir pantai selatan itu, akhirnya dibebas tugaskan alias dipecat dari jabatannya sebagai pimpinan partai yang telah dijabatnya selama tiga periode berturut-turut dengan alasan supaya lebih berkonsentrasi dalam menjalankan tugas kepartaian, alasan yang dinilai terlalu absurd dan mengada-ada.
Fran masih beruntung karena dalam Surat Keputusan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan nomor 353/KPTS/DPP/X/2013 tertanggal 3 Oktober 2013 itu, jabatannya sebagai Ketua DPRD kabupaten setempat tidak serta merta dilucuti oleh Megawati, termasuk namanya jua tidak dicoret dari daftar pencalegannya yang keempat kali. Sebagai seorang politisi daerah, Fran terbilang politisi yang tangguh, terbukti bisa mengendalikan PDIP selama tiga kali periode berturut-turut, sekaligus menjadi Ketua DPRD tiga kali berturut-turut juga.
Beberapa kali diserang dengan berbagai tuduhan, baik oleh sesame politisi PDIP, maupun oleh musuh-musuh politik dari luar partainya, Fran selalu bisa lolos. Di saat bupati dan sekda mendekam di penjara karena terlilit kasus korupsi yang juga sempat menyeret Fran ke pengadilan dapat dilalui dengan “aman”. Sempat mendekam beberapa hari di penjara karena dugaan pemalsuan ijazah, akhirnya Fran bisa lepas bebas kembali duduk di kantor dewan.
Fran juga berhasil “menempatkan” putrinya Sinta Laela menjadi politisi PDIP di Kabupaten Banyumas, dan Novita Wijayanti menjadi anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah dari partai yang sama, PDIP. Selain menjadi Ketua Komisi di DPRD Jateng, Novita juga berhasil merebut kursi ketua DPD KNPI Jawa Tengah. Fran juga mendorong putrinya, Novita untuk maju dalam Pilkada Cilacap 012, namun gagal. 15tahun mengabdi untuk PDIP, Fran nyaris tanpa cacat, tanpa “dosa”, sehingga sulit bagi lawan-lawan politiknya untuk menjatuhkannya.
Entah karena dorongan Fran, atau kemauan sendiri, kini Novita Wijayanti “loncat pagar” menjadi Caleg DPR-RI dari Partai Gerindra di Dapil VIII Jateng (Banyumas-Cilacap) dengan nomor urut 1, menggeser incumbent Sadar Subagyo. Sebagai seorang ayah, Fran tentu akan memperjuangkan cita-cita anaknya, termasuk keberhasilan pencalegan putrinya, Novita di partai pimpinan Prabowo Subiyanto ini.
Pencalegan Novita di Partai Gerindra inilah yang kemudian disinyalir menjadikan alasan rival-rival politiknya “mengadu” ke DPW dan DPP. Fran dituduh akan melakukan pengembosan di dua kandang banteng, Banyumas dan Cilacap. Fran tidak kaget karena sebelumnya ada 13 PAC yang ke Semarang dan kemudian ke Jakarta minta Fran dipecat. Jika Fran tidak dipecat mereka akan mundur.
Fran mengatakan, hal tersebut mungkin salah satu awal lahirnya surat tersebut disamping karena pencalegan anaknya, Novita Wijayanti dari Partai Gerindra. “Biasa saja. Soalnya tanda-tanda itu kan sudah ada.Teori di PDI Perjuangan, kalau saya dicopot orang-orang yang tidak suka dengan saya akan balik kandang. PDI Perjuangan milik Ibu Mega (Megawati) dan Mbak Puan. Saya tidak berhak. Kalau tidak dibutuhkan harus ngapain. Saya sudah tua. Tidak pantas ribut-ribut seperti saat saya muda dulu dalam memperjuangkan partai,” terang Fran Lukman kepada radarmas.
Fran menjelaskan Megawati masih sangat sayang pdanya, buktinya walau dicopot dari posisi Ketua DPC tetap masih dipercaya sebagai ketua DPRD dan caleg PDIP dari Dapil I. Dia dibebas tugaskan agar lebih berkonsentrasi menjalankan tugas kepartaian.Disinggung tentang langkah yang akan diambil termasuk kemungkinan mengundurkan diri dari partai, dia menegaskan dirinya biasa-biasa saja. “Stiker saya masih PDI Perjuangan semua kok,” terang dia.Fran juga bercerita tentang adanya surat pemberhentian keanggotan Novita Wijayanti dari DPP PDIP dengan nomor surat yang berurutan dengan pembebastugasan dirinya.
Wisnu Sakti Buana Bagaimana?