Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) awalnya sempat menduga DPRD DKI Jakarta membuat anggaran siluman pada APBD Tahun 2014 dengan meng-insert anggaran pengadaan UPS (Uninterruptible Power Supply) bagi sejumlah sekolah senilai total 330 milliar atau 6 milliar per unitnya. Dia membeberkan data pengadaan perangkat uninterruptible power supply (UPS) atau pasokan daya bebas gangguan pada APBD 2014 yang menghabiskan sebanyak Rp 330 miliar dengan harga sekitar Rp 5,8 miliar tiap unitnya.
Ahok mencurigai perusahaan-perusahaan pemenang tender ini merupakan pihak yang sama. Ahok mengaku memiliki bukti bahwa ada 55 sekolah yang dianggarkan Rp 6 miliar untuk UPS. Kecurigaan Ahok terhadap adanya praktik mark up (penggelembungan) anggaran itu semakin bertambah ketika ia mengomunikasikan pengadaan UPS pada APBD 2014 ini dengan salah seorang temannya yang juga ahli di bidang tersebut. Temannya memberi gambaran tentang UPS yang digunakan di kantornya. Kabarnya UPS dengan kapasitas 40 KVA (kilovolt ampere) bisa dibeli dengan dana sebesar Rp 163 juta dan UPS itu bisa mengamankan data sebanyak 60 unit komputer bila sedang mati listrik sehingga teman Ahok pun heran UPS seperti apa yang harganya mencapai miliaran rupiah yang digunakan untuk sebuah sekolah.
Pemberitaan yang begitu gencar sempat memprovokasi nalar penulis untuk mengamini koar-koar Ahok, sehingga dari sinilah muncul ide penulis untuk menghitung-hitung selisih harga versi teman Ahok dengan harga beli UPS untuk 55 sekolah tersebut, lalu jadilah artikel dengan judul “Nyalo UPS,DPRD DKI Untung 321 Milliar” yang dipublish di kompasiana pada tanggal 27 Februari 2015 dan masuk kolom TA.
Artikel tersebut ternyata tidak hanya dilirik warga internal kompasiana saja. Pada tanggal 28 Februari 2015, artikel tersebut ternyata “dicomot” oleh salah satu situs Portal Dunia Islam http://www.islamtoleran.com/ dan dijadikan berita utama atau Head Line (HL). Artikel penulis hanya dirubahjudulnya saja dari “Nyalo UPS, DPRD DKI Dapat Untung 321 Milliar” menjadi “Terungkap, Dari Hasil Nyalo UPS Ternyata DPRD DKI Dapat Untung 321 Milliar”. Isinya sama persis, hanya saja di akhir artikel dicantumkan nama, Penulis : Abd. Ghofar Al Amin (seorang kompasianer), tanpa mencatumkan alamat link tulisan ataupun link akun penulis. Berikut skrinsut artikel penulis di kompasiana, bisa dibandingkan dengan skrinsut selanjutnya di bawah dari portal tetangga.
[caption id="attachment_377584" align="aligncenter" width="574" caption="Skrinsut artikel penulis di kompasiana (dokpri)"][/caption]
Oleh akun fesbuk “Dukungan 100 milliar rakyat indonesia untuk AHOK hengkang dari Gerindra” sudah dibagikan sampai 276 kali, dan dilike oleh 1.119 orang.Oleh akun fesbuk “Tidak resmi : Prof. Dr. Quraish Shihab, MA” artikel tersebut sudah dibagikan 66 kali dan dilike oleh 193 orang, dan oleh akun fesbuk “Dukungan 200 juta rakyat Indonesia untuk Jokowi hadapi gangguan DPR RI” dibagikan 24 kali dan dilike oleh 86 orang.
[caption id="attachment_377585" align="aligncenter" width="588" caption="Skrinsut comotan artikel kompasiana di portal tetangga (dokpri)"]
Menulis di kompasiana memang luar biasa, seringkali dijadikan rujukan di media lain, bahkan juga dijadikan artikel HL di sana. Sebagus apapun tulisan kita, kalau hanya disimpan di bawah laci, tentu tidak akan ada yang membaca. Tapi sesederhana apapun tulisan kita, kalau itu menarik pasti banyak yang ingin membaca, atau bahkan menyebarkannya. Tapi kalau asal comot, tanpa pemberitahuan, tanpa menyertakan link seperti artikel penulis di atas gimana ya? Senang? Sedih? Atau kecewa? Ya sudah lah... (Banyumas; 09 April 2015)
Salam Hebat Kompasiana!
Recomended :
Paus Fransiskus Dukung Kesepakatan Nuklir Iran
Haji Lulung Cs Tidak Korupsi Dana UPS
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H