Mohon tunggu...
Abd. Ghofar Al Amin
Abd. Ghofar Al Amin Mohon Tunggu... wiraswasta -

|abd.ghofaralamin@yahoo.co.id|

Selanjutnya

Tutup

Politik

BG Jadi Umpan Jokowi Agar Mega Dukung Ahok?

4 September 2016   12:36 Diperbarui: 5 September 2016   00:59 886
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Secara tersirat, Presiden Jokowi menginginkan agar Gubernur DKI Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok kembali memimpin Jakarta. Dari segi dukungan minimal, sebenarnya Ahok sudah bisa melenggang maju dalam Pilugb nanti karena sudah didukung oleh Gokar, Hanura dan Nasdem dengan jumlah kursi cukup di dewan. Namun, hal itu belum dianggap “aman”, terlebih pemenang Pemilu 2014, PDIP tidak ada di gerbong mereka.

Dari gerak-geriknya, Ahok sendiri terlihat sangat  mengharap dukungan PDIP. Sayang, hingga hari ini, partai pimpinan Megawati itu belum bersikap, bahkan para kader menunjukkan aksi “tidak mendukung” Ahok. Mulai dari Adian Napitupulu yang menuduh pengumupulan 1 juta KTP oleh Teman Ahok hanya untuk menipu warga Jakarta. Ada kambing Masinton yang dibedakin bisa mengalahkan Ahok, ditambah lagi nyanyian “Ahok Pasti Tumbang” menambah deretan “Tolak Ahok” di PDIP kian gencar.

Jika Ahok ingin menang, hal ini tentu tidak bisa dibiarkan. PDIP tidak bisa dipandang sebelah mata oleh para pendukung Ahok. Usaha yang paling masuk akan adalah menggandeng PDIP masuk ke gerbong mereka, salah satunya dengan tetap memasangkan Djarot sebagai wakilnya Ahok. Tapi ini pun sepertinya belum membuahkan hasil.

Anggota Koalisi Kekelurgaan terus melakukan “provokasi politik” agar PDIP tidak bergabung dengan Ahok. Memunculkan nama Risma, Yoyok Sudibyo dan Ridwan Kamil diyakini sebagai “perbuatan” anggota Koalisi Kekeluargaan menekan PDIP agar tidak mendukung Ahok, tapi mengusung kandidat sendiri. Siapapun yang dikandidatkan, Koalisi Kekeluargaan siap mendukung, asal bukan Ahok.

Jokowi sebagai pihak yang ditengarai ada di belakang Ahok tentu tidak diam saja. Mantan ajudan sekaligus orang dekat Megawati, Komjen Budi Gunawan (BG) layak dijadikan umpan “barter” agar Megawati memberikan dukungan kepada Ahok. Kita semua masih ingat bahwa BG beberapa wkatu yang lalu telah dicalonkan sebagai Kapolri oleh presiden, tentu diduga tidak lepas dari campur tangan Mega, tapi karena BG kemudian ditetapkan sebagai terasngka oleh KPK, maka dengan sangat berat hati akhirnya Jokowi membatalkan BG, dan mengganti dengan Badrodin Haiti. Pembatalan ini tentu membuat banyak kalangan, terutama yang ada dibelakang BG kecewa, termasuk Megawati.

Inilah yang kemudian mucul rumor bahwa BG dijadikan umpan barter oleh Jokowi kepada Mega. Jokowi menawarkan kepada Mega agar PDIP mendukung Ahok, sebagai kompesasinya BG dijadikan Kepala BIN. Atau sebaliknya, Mega (PDIP) akan mendukung Ahok kalau BG dijadikan Kepala BIN. Usian Bang Yos (Sutiyoso) yang saat ini sudah 71 tahun dirasa paling tepat menjadi alasan untuk menggantinya dengan yang jauh lebih muda, jauh lebih fresh sehingga diyakini BIN akan lebih baik ke depannya. 

Mungkin benar apa kata Bung Gatot Swandito, apakah hanya demi seorang BG, Megawati akan menghianati kader dan pendukungnya? Kenapa Megawati tidak minta BG sekalian jadi Kapolri, atau minta yang lain misal jatah kursi Menteri ESDM yang ditinggal Arcandra Tahar kan lebih empuk menthul-menthul? Masa iya “semurah” itu pula Jokowi jualan “barteran” BG sama Ahok? Yang bener aja Ahh..!! Kita buktikan pula, apakah PDIP akan mendukung Ahok di Pilkada nanti? Wassalam (Banyumas; 04 September 2016)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun