Jilbooooooooooooobs
Jilbooooooooooobs
Jilboooooooooooobs
Jilbooooooooooooobs
Jilbooooooooooobs
Jilbooooobs
Jilbooooobs
Jilbooooooobs
Jilbooooooooooobs
Jilboooooooooooooooooobs
Jilboooooooooooooooooooooobs
Jilboooooooooooooooooooooooooobs
Jilbooooooooooooooooooooooooooobs
Jilbooooooooooooooooooooooooooobs
Jilboooooooooooooooooooooooooobs
Jilboooooooooooooooooooooooobs
Jilboooooooooooooobs
Jilbooooooobs
Jilboooooobs
Jilbooooooobs
Jilboooooooobs
Jilbooooooooobs
---------------------------------------------------------------------------------------------
Yang tengah ramai jadi topik pembicaraan sebenarnya si Florence Sihombing yang tengah berurusan dengan jajaran polisi. Untuk topik yang ini sebenarnya sudah basi, tapi penulis masih ingin mengulas sedikit tentang asal -muasal istilah Jilboobs yang ternyata berasal dari dua suku kata, Jil dan boobs. Jil sendiri adalah awalah dari Jilbab, kerudung atau penutup kepala, yang maksudnya adalah berjilbab, mengenakan jilbab, atau mengenakan kerudung sebagai penutup kepala. Sedangkan boobs sendiri artinya "chest", dada, atau (maaf) buah dada, tepatnya memamerkan buah dada.
Jadi maksud dari istilah jilboobs adalah mengenakan jilbab atau kerudung sebagai penutup kepala, tapi tetap memamerkan buah dada, atau lekuk tubuh lainnya agar terlihat seksi. Para pemakai Jilboobs sendiri tidak semuanya tahu bahwa mengenakan jilbab dengan model yang sedemikian rupa itu bertentangan dengan "syariat" sebagaimana telah difatwakan keharamannya oleh MUI.
sebelum munculnya istilah jilboobs ini muncul, kebanyakan orang awam hanya tahu satu kata jilbab, kain penutup kepala. Mau jilbab lebar, jilbab standar ataupun jilbab seksi tetap saja tahunya ya jilbab. Wanita yang awam akan hal ini bisa jadi pada hari ini mengenakan jilbab lebar saat berangkat ke majlis taklim, besoknya lagi mengenakan jilbab standar untuk pergi ke tempat kerja, dan besoknya lagi mengenakan jilbab seksi karena menghadiri undangan pesta kerabat atau tetangga. Ketiga-tiganya yang ia tahu tentu jilbab, pakaian agamis yang ia yakini kebenarannya sebagai sesuati yang wajib untuk dikenakan kapanpun, di manapun dan dalam event apapun.
Nah, setelah muncul istilah jilboobs, dan terbitnya fatwa haram oleh MUI, kebanyakan orang yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu. Reaksinya juga beragam, ada yang semula hobby mengenakan jilboobs karena ketidaktahuannya sekarang tidak mau mengenakannya kembali, namun ada juga yang tetap mengenakannya seperti saat-saat sebelumnya. Pilihan selanjutnya terserah Anda. Terimakasih Jilboobs......... (Banyumas; 30 Agustus 2014)
Salam Kompasiana!
Sebelumnya; Tiga Alasan SBY Tolak Naikkan Harga BBM
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H