Mohon tunggu...
Abd. Ghofar Al Amin
Abd. Ghofar Al Amin Mohon Tunggu... wiraswasta -

|abd.ghofaralamin@yahoo.co.id|

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Apa Hebatnya Pidato Jokowi Di Mata Dunia?

16 Mei 2015   04:14 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:59 20540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14297717891624389552

[caption id="attachment_379848" align="aligncenter" width="560" caption="Presiden Jokowi berpidato di forum KAA (foto; kompas)"][/caption]

|Trending Article| Apresiasi dunia internasional terhadap sosok Presiden Jokowi memang luar biasa, Pidatonya di forum APEC juga mendapatkan respon positif dunia internasional. Bahkan saking hebatnya Jokowi, baru-baru ini sang presiden pun masuk dalam daftar 100 tokoh paling berpengaruh di dunia tahun 2015 ini. Saat pembukaan Konrensi Asia Afrika (KAA) pun, pidato Jokowi kembali mendapat applaus dunia internasional karena isinya lugas, tegas dan berani. Selain itu ada tiga poin penting (versi penulis) yang menjadikan pidato Jokowi mengguncang dunia dan mendapatkan apresiasi positif dari berbagai pihak. Soal puja-puji untuk pidato Jokowi baca selngkapnya di kompas.

Musuh politik Jokowi, Fahri Hamzah yang pada saat pilpres menjadi salah satu tokohyang paling nyinyir kepada Jokowi pun memuji pidato Presiden dalam pembukaan peringatan 60 tahun KAA. "Pidato Jokowi penuh percaya diri, tajam, dan tidak bertele-tele," kata Fahri sebagimana dilansir kompas. Menurut Fahri, pidato tersebut mengembalikan audiens, termasuk semua kepala negara yang hadir, kepada memori lama perlunya negara Asia Afrika bangkit. Dengan pidato itu, lanjut dia, negara Asia Afrika memiliki kepercayaan diri untuk mengatasi persoalan dunia. Pidato lengkap Jokowi bisa dibaca di kompas.

Jokowi Sebut PBB Tidak Berdaya; Jokowi menyebut bahwa negara-negara kaya yang hanya sekitar 20 persen penduduk dunia mampu menghabiskan 70 persen sumber daya bumi sehingga ketidakadilan menjadi nyata. Orang-orang di belahan bumi sebelah utara menikmati hidup super kaya, sementara 1,2 miliar penduduk dunia di sebelah selatan tidak berdaya dan berpenghasilan kurang dari 2 dolar per hari, inilah yang disebut ketidakadilan yang nyata di depan mata.

Ketimpangan dan ketidakseimbangan global jelas membawa sengsara yang semakin sngsara, dan PBB tidak bisa berbuat apa-apa. PBB tak berdaya. Sejumlah aksi kekersan terus terjadi, PBB diam saja seolah mereka telah menafikkan keberadaan badan dunia yang dimiliki bersama itu. Jokowi mengajajak bangsa-bangsa di Asia-Afrika mendesak reformasi PBB agar berfungsi secara optimal sebagai badan dunia yang mengutamakan keadilan bagi kita semua, bagi semua bangsa. Trus gimana dengan di negeri sendiri?

Dan sepertinya di belahan bumi Indonesia sebelah “sana” sebagian orang juga bisa dengan leluasa mengekpolitasi kekayaan alam dan SDA yang ada untuk hidup mewah, super kaya raya, sementara di belahan bumi Indonesia sebelah “sini” masih begitu banyak rakyat yang menjerit dalam kemiskinan yang tiada selesai-selesainya. Mohon yang ini juga dipikirkan Pak Jokowi.. oke? Ditunggu realisasinya, insya Allah kita masih sabar menanti, asal ada itikad baik dari pemerintah untuk bekerja, bekerja dan bekerja dalam rangka mensejahterakan rakyat, agar tidak terjadi ketimpangan dan ketidakadilan di sana-sini.

Jokowi Mendukung Kemerdekaan Palestina; Dunia masih berutang kepada rakyat Palestina. Dunia pun tidak berdaya menyaksikan penderitaan rakyat Palestina yang hidup dalam ketakutan dan ketidakadilan akibat penjajahan yang berlangsung begitu lama. Bangsa-bangsa di Asia-Afrika tidak boleh berpaling dari penderitaan rakyat Palestina, kita harus terus berjuang bersama mereka. Kita harus mendukung lahirnya sebuah negara Palestina yang merdeka. Semangat ini sangat pas dengan UUD 1945 di mana kemerdekaan adalah hak setiap bangsa dan penjajahan harus dihapus dari permukaan bumi manapun.

Alhamdulillah, Indonesia secara fisik terlebih dahulu merdeka, tepatnya tanggal 17 Agustus 1945, semuaharus menysukuri karena masih ada negara yang belum merdeka seperti Palestina. Namun di sisi lain, Indonesia meskipun sudah merdeka, namun belum bisa berdaulat penuh terutama dalam hal kedaulatan ekonomi dan kedaulatan pangan. Sebagai negara besar dengan potensi SDM dan SDA yang tidak kalah dibading dengan negara lain, ternyata hanya ingin memiliki “mobil nasional” saja Indonesia belum bisa, belum berdaulat, karena bidang ini masih sepenuhnya “dijajah” oleh negara-negara besar seperti Jepang beserta sekutunya.

Masalah pangan pun, Indonesia belum bisa “merdeka”, belum bisa berdaulat. Padahal Indonesia merupakan zamrud khatulistiwa, negara yang ijo royo-royo, subur makmur loh jinawi, ibarat kata nyanyian; “kayu dilempar jadi tanaman”, tapi beras, kedelai, daging semua masih impor. Kebutuhan pangan pokok kita masih “dijajah” negara-negara lain. Perhitungan angka-angka tentang swasembada beras masih jauh dari harapan, kalau toch pemerintah serius, masa bakti Jokowi berakhir di tahun 2019, kemungkinan Indonesia masih harus “nempur beras” ke lumbung padi tetangga. Tolong lah yang seperti ini juga dipeikirkan dan dicarikan jalan keluarnya pak presiden.. ini bukan nyinyir, tapi berharap.

Jokowi Mengecam Bank Dunia; Jokowi menyebut bahwa pandangan yang mengatakan bahwa persoalan ekonomi dunia hanya bisa diselesaikan oleh Bank Dunia, IMF dan ADB adalah pandangan yang usang yang perlu dibuang. Pengelolaan ekonomi dunia tidak bisa hanya diserahkan kepada ketiga lembaga keuangan internasional itu. Kita wajib membangun sebuah tatanan ekonomi baru yang terbuka bagi kekuatan-kekuatan ekonomi baru. Kita mendesak dilakukannya reformasi arsitektur keuangan global untuk hilangkan dominasi kelompok negara atas negara-negara lain.

Saat ini dunia membutuhkan kepemimpinan global yang kolektif, yang dijalankan secara adil dan bertanggung jawab dan Indonesia sebagai kekuatan ekonomi baru yang bangkit, sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di muka bumi dan sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, siap memainkan peran global sebagai kekuatan positif bagi perdamaian dan kesejahteraan. Indonesia siap bekerjasama dengan semua pihak untuk wujudkan cita-cita mulia itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun