Salah satu pemandangan sidang paripurna (sumber; JPNN)
Perang antara Kolaisi Merah Putih (KMP) versus Koalisi Indonesia Hebat (KIH) terus berlanjut. Setelah KMP kalah 1-0 versus KIH dalam Pemilu Presiden 2014 yang lalu, kolisi poros Gerindra ini terus melakukan “perlawanan” untuk menyamakan skor, bahkan membuat skor berbalik. Pengesahan RUU M3D menjadi perimbangan KMP vs KIH dan merubah skor menjadi 1-1, dilanjutkan RUU Pilkada yang kembali dimenangi KMP merubah skor menjadi 2-1, dan yang terbaru adalah pemilihan dan penetapan Pimpinan DPR-RI, di mana KPM kembali memenangi pertarungan bergengsi di Senayan dengan merebut posisi pimpinan dewan dari partai pemenang Pemilu 2014, PDIP, skor sementara berubah 3-1 untuk kemenangan KMP.
Dini hari (02/10) setelah melalui perdebatan panjang, hujan interupsi dan diwarnai aksi walk out, rapat paripurna DPR akhirnya menetapkan politisi Partai Golkar Setya Novanto sebagai Ketua DPR yang baru. Setya akan didampingi empat wakil yang semuanya dari KMP, yakni Fadli Zon (Gerindra), Agus Hermanto (Partai Demokrat), Taufik Kurniawan (PAN) dan Fahri Hamzah (PKS) dan hal ini menjadikan Senayan untuk 5 tahun ke depan dikuasai oleh barisan KMP. (sumber)
Dengan komposisi tersebut, dipastikan tak ada perwakilan dari PPP dalam paket pimpinan DPR. Namun anggota Fraksi PPP, Dimyati Natakusumah optimis akan mendapatkan jatah pimpinan MPR dan penambahan ketua serta wakil ketua pada Alat Kelengkapan Dewan. Sementara Syarief Hasan diplot menjadi Ketua MPR. Langkah Demokrat itu sudah mendapat restu dari KetuaUmum Partai Demokrat SBY, karena fraksi kan kepanjangantangan partai.
Keputusan untuk memilih pimpinan DPR itu diambil setelah terjadi perdebatan selama hampir tujuh jam. Akhirnya, sepuluh partai berkuasa di DPR menyepakati paket pimpinan DPR yang diajukan KMP ditetapkan sebagai pimpinan DPR periode2014-2019. Adapun PKB abstain, sementara KIH tidak berhak mengajukan paket pimpinan DPR karena hanya didukung tiga partai, yakni PDIP, Partai Nasdem, dan Partai Hanura. Hasil perdebatan yang alot, hasilnya 6:3:1. KMP didukung Golkar, Gerindra, PAN,PKS, PPP, dan Demokrat (6). Sementara KIH tinggal PDIP, Nasdem dan Hanura (3) karena PKB abstain (1). (sumber)
Dalam rapat paripurna yang dipimpin ketua sementara, Popong Otje Djundjunan itu, enam fraksi anggota KMP, yakni Gerindra, Demokrat, PKS, PAN, PPP dan Golkar mengajukan paket calon pimpinan yang sama. Setelah mendengarkan usulan paket pimpinan DPR dari setiap fraksi, Popong pun langsung menetapkannya sebagai pimpinan DPR terpilih periode 2014-2019.
Rapat ini diwarnai aksi Fraksi PDI Perjuangan yang memutuskan untuk tidak ikut serta dalam rapat paripurna pemilihan pimpinan DPR RI periode 2014-2019, Kamis (2/10) dini hari. Sikap fraksi terbesar di DPR ini ditegaskan dengan melakukan walk out saat sidang tengah berlangsung.
Menurut Ketua DPP PDIP Puan Maharani, aksi walk out dilakukan karena merasa aspirasi fraksinya tidak dihargai oleh sidang. Puan pun menuding Popong Otje Djunjunan selaku pimpinan sidang paripurna sudah tak netral lagi. Perempuan sepuh yang dikenal dengan panggilan Ceu Popong itu dituding telah disetir oleh kubu KMP (KMP) karena yang bersangkutan berasal dari Partai Golkar yang merupakan penyokong KMP. Kita lihat saja, apakah barisan KMP akan bekerja untuk kemajuan NKRI atau sebaliknya. (Banyumas; 02 September 2014)
Salam Kompasiana!
Sebelumnya :
1.Web Aplikasi PAUDNI Acak-Acakan
2.Wow Biaya Pelantikan DPR RI 16 Milliar
3.Kompasiana Error 2 Jam Tayang 5 Hits
4.Monas Dan Mubahalah Sesumbar Anas Yang Sia-Sia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H