Pergerakan politik di Jakarta jelang Pilgub DKI 2017 kian dinamis bahkan cenderung “liar”, masing-masing parpol dan elemen masyarakat bergerak sendiri-sendiri sesuai dengan keinginan hati mereka. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) baru saja meggelar menggelar deklarasi dukungan untuk Sandiaga Uno. Karena PDIP tak segera bersikap PKB siap bersama-sama mengusung Sandiaga sebagai cagub, sementara cawagubnya mengusulkan nama Sekda Saefullah dan Bupati Batang Yoyok Riyo Sudibyo.
Selain dihadiri petinggi PKB DKI Jakarta, acara deklarasi ini juga dihadiri Ketua DPD Partai Demokrat DKI Nachrowi Ramli, anggota DPD Gerindra DKI Syarif, Ketua DPW PAN DKI Eko Purnomo (Patrio), serta sejumlah ormas. Usai deklarasi PKB, kini giliran Partai Amanat Nasional (PAN) yang bermanuver, katanya koalisi kekeluargaan tetap akan mengusung Risma-Sandiaga meskipun tanpa dukungan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Hal itu langsung disampaikan oleh Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Yandri Susanto di ruang fraksi PAN di Kompleks Parlemen, Senayan, Kamis (25/8). Kabarnya Koalisi Kekeluargaan menegaskan siap mengusung Tri Rismaharini untuk maju dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017, meskipun PDIP tidak mencalonkan Wali Kota Surabaya ini. Tanpa PDIP, Risma tetap bisa maju karena didukung enam parpol anggota Kolaisi Kekeluargaan.
Enam parpol yakni PAN, Gerindra, Demokrat, PKS, PPP dan PKB siap mengusung Risma. Sebelumnya telah dikabarkan meskipun Sandiaga dicalonkan oleh Gerindra untuk maju sebagai cagub, tapi jika Risma berkenan maju di Pilgub DKI, Sandiaga siap menjadi cawagubnya.
Pihaknya tidak mempersoalkan, jika nantinya Risma diusung enam parpol dengan tetap menyandang status kader PDI-P, karena hal itu bukan syarat untuk menjadi cagub, yang penting diusung parpol atau gabungan parpol dan kursinya memenuhi syarat. PAN optimis Risma mampu mengalahkan Ahok, karena elektabilitas gubernur patahan sudah mulai menurun. DPP PAN terus menjalin komunikasi dengan Risma, dan kuncinya di Risma sendiri bukan di PDIP.
Tak hanya Risma, Bupati Batang Yoyok Riyo Sudibyo juga “diincar” oleh Koalisi Kekeluargaan untuk mendampingi Sandiaga jika Risma gagal ke Jakarta. Memang benar, baik Risma maupun Yoyok, semua tergantung masing-masing yang bersangkutan. Tapi kelihatannya mereka tidak akan “gambling” dengan meninggalkan partai pengusungnya begitu saja. Meninggalkan PDIP, sama saja dengan “bunuh diri”.
Sudah banyak kasus kader PDIP yang mencoba “melawan” Megawati akhirnya terkapar di tengah jalan, contohnya mantan Wagub Jawa Tengah Rustriningsih. Srikandi asal Kebumen itu harus rela “dicoret” namanya dari buku induk PDIP gara-gara tidak mendukung Ganjar Pranowo sebagai cagub yang direstui Megawati. So, tipis kemungkinan Risma atau Yoyok “menyebrang” tanpa seijin induk semangnya. Demikian, wassalam.. (Banyumas; 26 Agustus 2016)
Sumber; kompas , sindo, smcetak
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H