Mohon tunggu...
Abd. Ghofar Al Amin
Abd. Ghofar Al Amin Mohon Tunggu... wiraswasta -

|abd.ghofaralamin@yahoo.co.id|

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Kinerja Wapres Jusuf Kalla Meragukan?

8 April 2015   23:21 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:21 896
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14284603111956983301

[caption id="attachment_377392" align="aligncenter" width="583" caption="Jusuf Kalla sosok berpengalaman, dua kali menjadi wapres (foto; kompas)"][/caption]

|Trending Article| Saat nama Jusuf Kalla (JK) dipastikan berpasangan dengan Jokowi, publik mulai bereaksi. Mendasari track record JK sebagai wapres saat mendampingi SBY, sejumlah kalangan memberikanpenilaian sekaligus “kekhawatiran” bahwa jika pasangan Jokowi-JK sukses memenangi pilpres, maka JK akan berperan lebih dominan dari yang diwakilinya. Pengalaman menjadi wapres, senioritas dan jam terbang internasional yang lebih, menjadikan JK lebih “pintar” dibanding Jokowi yang baru level kota dan gubernuran.

Namun kekhawatiran tersebut ternyata tidak terbukti. Popularitas Jokowi (popularitas, sekali lagi popularitas) yang sudah terlanjur mendunia sepertinya menutup peluang JK untuk bisa berperan lebih dari sekedar sebagai wapres. Paska pelantikan, media pun jarang memberitakan JK, yang ada hanya Jokowi, Jokowi dan Jokowi. Hingga pemerintahan Jokowi-JK melakukan berbagai blunder pun, nama Jokowi yang kian melesat diperbincangkan publik baik dalam berbagai pemberitaan maupun di dunia maya atau di medsos. Dalam berbagai kebijakan pemerintah, sepertinya JK hanya berperan kecil saja. Sehingga meumculkan tingkat kepuasan kepada JK pun rendah, bahkan di bawah Jokowi yang tiap hari terus dibully karena beberapa kebijakan kontroversinya.

Masih menurut survey terbaru Indo Barometer bulan Maret 2015 ini, menyebutkan bahwa tingkat kepuasan publik kepada JK hanya mencapai angka 53%, selisih 4,5% dengan tingkat kepuasan kepada Jokowi yang mencapai angkat 57,5%. Tingkat ketidakpuasan kepada JK mencapai angka 38,8% selisih 1,3% dibanding Jokowi yang tidak dipuasi oleh 37,5% responden. Survey dengan metode multistage random sampling ini dilakukan pada 13-25 Maret 2015 di 34 provinsi dengan jumlah responden 1.200 orang yang mewakili populasi orang dewasa Indonesia, dengan margin of error 3,0% dengan tingkat kepercayaan 95%.

Jelang satu semester pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla, kinerja pemerintah dinilai belum memuaskan. Hal ini tecermin dari survei yang dilakukan Indo Barometer. Publik yang menyatakan puas dengan kinerja Presiden Jokowi 57,5 persen. Menurut Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari, tingkat kepuasan terhadap Wakil Presiden Jusuf Kalla lebih rendah, yakni 53,3 persen. ‘’Tingkat kepuasan publik terhadap kinerja para menteri malah di bawah 50 persen, hanya 46,8 persen,’’ kata Qodari di Jakarta, Senin (6/4). Dia menjelaskan, 37,5 persen publik tidak puas dengan kinerja Presiden Jokowi. Tingkat ketidakpuasan terhadap JK lebih tinggi, yakni 38,8 persen. (suaramerdeka)

Berbagai “insiden politik” Jokowi mulai dari kasus KPK, Polri, kenaikan harga BBM, kenaikan tarif listrik, penandatanganan perpres tanpa dibaca terlebih dahulu secara lengkap, dan masih banyak lainnya, akan dijadikan pintu masuk oleh para haters untuk menggulingkan Jokowi. Kabarnya tanggal 20 Mei nanti akan ada demontrasi besar-besaran secara nasional untuk menggulingkan Jokowi. Trus kalau Jokowi guling penggantinya siapa? Pak JK tentunya.. terlepas dari survey Indo Barometer pesanan atau bukan, bayaran atau bukan, itu bukan urusan penulis, yang jelas apa Pak JK tidak terlalu “sepuh” untuk mengurus bangsa yang butuh banyak penanganan super cepat dari seorang pemimpin bangsa yang masih “enerjik” tentunya. Jokowi saja diragukan apalagi JK.. Kalau dah gitu, trus sapa yang bisa dipercaya? Emang engkong kamu bisa? hehe.. (Banyumas; 08 April 2015#Helet/TA)

Met Malem Indonesia!

Recomended :

Paus Fransiskus Dukung Kesepakatan Nuklir Iran

Haji Lulung Cs Tidak Korupsi Dana UPS

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun