Mohon tunggu...
Abd. Ghofar Al Amin
Abd. Ghofar Al Amin Mohon Tunggu... wiraswasta -

|abd.ghofaralamin@yahoo.co.id|

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Rhoma Irama Di Tengah Dagelan Politik PKB

8 Januari 2014   15:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:01 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Soliditas Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) kembali diuji, setelah jauh-jauh hari Ketum Muhaimin Iskandanr “ngotot” ingin menjagokan Si Raja Dangdut Bang Haji Rhoma Irama sebagai capres, giliran DPW PKBJawa Tengah di bawah kepemimpinan KH. Yusuf Chudlori (Gus Yusuf) secara bulat mengusulkan mantan Ketua MK Mahfud MD sebagai capres dan langkah ini juga diikuti oleh DPW PKB DI Yogyakarta yang mendeklarasikan Mahfudz MD sebagai capres PKB, sementara sejumlah DPW di luar Jawa di antaranya Sulawesi ada yang mengusulkan nama mantan Wapres Jusuf Kalla.

DPW PKB DIY mendeklarasikan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD sebagai calon presiden pada Pemilu 2014 kemarin Selasa (7/1), dan menurut sang Ketua DPW Agus Sulistiono  mengatakan deklarasi pencapresan tersebut merupakan suara bulat seluruh jajaran PKB di Yogyakarta. Agus sendiri berharap agar Mahfudz MD bisa berpasangan dengan Jusuf Kalla untuk Indonesia ke depan lebih baik. Sebelumnya DPW PKB Jateng juga telah mendeklarasikan pencapresan Mahfudz MD pada Minggu (15/12) di komplek PP API Tegalrejo yang dihadiri langsung oleh Sekjend Imam Nahrawi.

Lepas dari itu semua, hasil survey yang menempatkan Bang Haji pada posisi “kelas bawah”, tidak menyurutkan peresmian sejumlah posko pemenangan Raja Dangdut di sejumlah daerah yang (sebagian) dilakukan langsung oleh Cak Imim dan ini mengindikasikan bahwa pencapresan Boss Soneta Group sepertinya bukan sekedar main-main belaka. Entah apa yang ada di pikiran seorang Cak Imin yang notabene Ketum PKB dan mantan Ketum PB PMII ini, sampai begitu ngototnya “memaksakan” menggaet Bang Haji sebagai Capres PKB.

Rencana pencapresan Bang Haji oleh PKB (baca; Cak Imim) selain mendapatkan sejumlah reaksi keras dari internal partai, terbukti secara terang-terangan PKB Jateng-DIY tidak mengamini bahkan mengusulkan nama lain yang dianggap lebih cakap, yaitu Mahfud MD, juga mendapatkan “tertawaan” dari eksternal partai, terutama kelompok yang dulu sempat “dilukai” oleh Bang Haji pada saat masa Pilgub DKI Jakarta, head to head Foke-Nara versus Jokowi Ahok.

Artikel dan berita yang berisi sindiran dan bahkan cibiran miring terhadap pencapresan Bang Haji oleh Cak Imin jauh lebih banyak menghiasi media (terutama medsos) ketimbang artikel atau erita yang berisi tentang dukungan kepadanya. Harus diakui, Bang Haji memang hebat, fenomenal dan memiliki popularitas yang cukup bagus dari Sabang sampai Merauke, bahkan jauh-jauh hari sebelum nama Mahfud MD dan Jokowi melejit, nama Bang Haji telah lebih dulu bertahun-tahun populer dan familiar di antero pelosok Nusantara.

Namun demikian ada sekalipun sama-sama populer, latar belakang kepopulerannya jelas berbeda. Popularitas Mahfud MD diawali sejak dia bergabung dan menjadi politisi PKB, menjadi menteri pada era Gus Dur dan akhirnya menjadi Ketua MK, demikian halnya Jokowi mengawali popularitasnya dari dunia politik sejak yang bersangkutan terpillih hingga dua kali periode sebagai Walikota Solo dan berhasil menjadi salah satu walikota terbaik dunia, lah Rhoma?

Tanpa bermaksud mengecilkan seorang Bang Haji Rhoma Irama, beliau memang salah satu sosok nasional yang popular dan sangat dikenal sebagai seorang musikus, seorang pedangdut, atau tepatnya Raja Dangdut yang belum ada rivalnya di Indonesia. Sementara catatan aktivitas politiknya biasa-biasa saja, bahkan cenderung tidak ada yang istimewa baik manakala ia menjadi aktivis PPP maupun setelah loncat pagar menjadi salah seorang anggota DPR RI dari Golkar pada era Orde Baru.

Kiprah politik terkini adalah saat yang bersangkutan menjadi salah satu jurkam Foke-Nara yang berujung kasus pernyataan yang ditengarai bernuansa SARA yang menyerang paslon Jokowi-Ahok, selebihnya tak ada yang istimewa dari sepak terjang politik seorang Bang Haji. Jujur harus diakui, di blantika musik dangdut Indonesia, Bang Haji Rhoma Irama memang RAJAnya, tapi di blantika politik nasional, Bang Haji masih layak kalau jadi RAKYATnya saja.

Jadi wajar saja jika sebagian pengurus DPW PKB nun jauh di sana secara realistis mengusulkan nama Jusuf Kalla, Jateng-DIY memilih Mahfud MD, karena kedua-duanya jelas memiliki track record yang jauh lebih baik dari Bang Haji dalam kancah perpolitikan nasional. Selain itu, untuk menjadi capres harus punya modal 3 (tiga) tas, yaitu kapabilitas, popularitas dan elektabilitas, dan Bang Haji tercinta baru punya satu tas yakni popularitas. Ibarat ikut audisi Indonesian Idol kalau yang yes cuma satu orang juri ya dijamin lewat ga bakalan dapat golden ticket untuk lanjut ke Jakarta.

Yah tapi sekali lagi ini politik, yang dilakukan Cak Imin mungkin saja hanya manuver atau bahkan dagelan politik belaka. Tapi kalau memang demikian adanya, tentu kasihan pula seorang Bang Haji Rhoma Irama yang terlihat sangat ngebet untuk menjadi capres hanya diered-ered kesana kemari, tapi ujung-ujungnya ditendang juga. Owalaahh... semoga saja Bang Haji ga bonyok seperti mobil-mobil yang ringsek di Jalur Paling Maut Di Banyumas ini. Wallahu a’laam (Agam; 08 Januari 2014)

Salam Kompasiana!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun