Tabloid Obor Rakyat vs Obor Rahmatan Lil Alamin (foto; dokpri)
Kasus penerbitan Tabloid Obor Rakyat beberapa waktu yang lalu hingga kini terus berlanjut. Pembuatnya, Setyardi Budiono juga sudah dipanggil dan memberikan keterangan kepada pihak kepolisian. Hanya saja siapa sesungguhnya dalang dibalik penerbitan tabloid “provokasi” itu belum jelas. Pendukung Jokowi menuduh penerbitan tabloid tersebut adalah pihak lawan politik, sementara (sebagian ) pendukung Prabowo menuduh Jusuf Kalla & Surya Paloh Dalang Di Balik Tabloid Obor Rakyat penerbitan tabloid tersebut hanya akal-akalan untuk mengembalikan popularitas dan elektabilitas mantan Walikota Solo yang terus merosost.
Entahlah, soal polemik siapa dalang sesungguhnya di balik penerbitan Tabloid Obor Rakyat, yang jelas saat ini telah muncul Tabloid Obor versi lain yang diterbitkan oleh Padepokan Demi Indonesia, organiasasi pendukung Dahlan Iskan yang juga pendukung pasangan Capres/Cawapres Jokowi/JK. Dahlan Iskan selaku pemilik Padepokan Demi Indonesia mengakui sebagai “dalang” penerbitan Tabloid Obor Rahmatan Lil Alamin, tabloid obor tandingan versi pendukung capres koalisi PDIP.
Peluncuran tabloid obor ini dilaksanakan di Hotel J.S. Luwansa, di Jalan H.R. Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (27/6). Menurut Dahlan Iskan, penerbitan tabloid ini bukan sebagai bentuk serangan balik atas kampanye negatif terhadap Capres PDIP, tapi hanya sebatas memenuhi kewajiban memberikan informasi secara utuh. "Kewajiban kita adalah menjelaskan kebenaran. Efektifnya kita serahkan Allah SWT. Kita wajib menjelaskan yang benar adalah benar," kata Dahlan sebagaimana dilansir media ini.
Saat disinggung ihwal alasan pemilihan nama tabloid “Obor Rahmatan Lil Alamin”, Dahlan hanya menjelaskan sekadarnya. Menurut Menteri BUMN ini, tidak ada dasar khusus mengapa menamakan media baru ini hampir mirip dengan tabloid Obor Rakyat. "Nama memang bisa apa saja, nama bisa sama. Bahwa obor yang ini bukan seperti yang sana," ujar Dahlan.
Dalam edisi pertama, tabloid ini dicetak setebal 32 halaman. Berbeda dengan Tabloid Obor Rakyat yang lambang dan tulisan namanya berwarna merah, Tabloid Obor Rahmatan Lil Alamin terdiri dari dua baris, di susunan huruf atas tersusun kata obor, tapi huruf“O” kedua dimodifikasi menjadi lambang berbentuk api obor dikelilingi tali. Sementara di bawahnya tertulis aksara Arab tanpa tanda, atau kerap disebut Arab Gundul, dengan bacaan Rahmatan Lil Alamin, semuanya berwarna hijau menyejukkan.
Alamat redaksinya tercatat ada tiga. Yakni di Jalan Hangtuah Raya nomor 59 Jakarta Selatan, Jalan Ketintang Baru III/91 Surabaya, dan Jalan Perjuangan nomor 9 Cirebon. Dahlan sendiri tidak masuk dalam struktur redaksi Tabloid Obor Rahmatan Lil Alamin, hanya sekedar menyumbang tulisan saja.
Diklaim sebagai pelopor tabloid mini, tabloid obor tandingan ini terbit 32 halaman, dibanderol dengan harga Rp. 5.000,00 tapi untuk edisi perdana dijual dengan harga promo Rp. 1.000,00 per eksemplar. Meski baru diluncurkan, tabloid ini kabarnya naik cetak sebanyak 500.000 eksemplar dan bisa dengan mudah kita dapatkan di kios atau lapak koran/majalah di berbagai daerah. Tidak seperti isi dari Tabloid Obor Rakyat yang terkesan cenderung menghasut, membuat panas hati, dan membangkitkan amarah pendukung capres PDIP, tabloid obor versi ini isinya sangat “menyejukkan” bagi pendukung pasangan capres nomor dua.
Pada sampul muka terlihat dengan jelas mengangkat tabloid ini mengangkat Headline dengan judul “Fatwa 9 Kiai, Jokowi-JK Lebih Maslahat”, disusul empat “Highlight” masing-masing 1). Fatwa MUI; Kampanye Hitam Itu Haram, 2). Beda Dengan Induknya Mengapa? 3). Kata Dahlan Iskan Tentang Jokowi, dan 4). Tebu Ireng Juga Dikirimi Fitnah. Blusukan Itu Tradisi Rasul menurut Khofifah Indar Prawansa menempati posisi Trending Articles lengkap dengan foto ketum Muslimat NU ini.
Sampul muka menampilkan gambar 9 kiai yang kabaranya memfatwakan bahwa memilih Jokowi-JK lebih maslahat yaitu; (searah jarum jam) 1). Ketum PP. Muhammadiyah / Ketum MUI, Din Syamsudin, 2). Waketum MUI KH. Ma’ruf Amin, 3). Ketua PW NU Jawa Timur, KH. Hasan Mutawakkil Alallah, 4). Pengasuh Ponpes Tebu Ireng, KH. Salahudin Wahid / Gus Sholah, 5). Mantan Ketum PBNU, KH. Hasyim Muzadi, 6). Pengasuh Ponpes Bumi Shalawat Sidoarjo, KH. Agoes Ali Masyhuri, 7). Ketua Majelis Syariah DPP PPP, KH. Maimoen Zubair / Mbah Maimoen, 8). Pengasuh Popnpe Muftahul Huda Jabar, KH. Abdul Aziz Affandi dan 9). Pengasuh Ponpes Raudlatul Thalibin Rembang, KH. Mustofa Bisri / Gus Mus.