Mohon tunggu...
Abd. Ghofar Al Amin
Abd. Ghofar Al Amin Mohon Tunggu... wiraswasta -

|abd.ghofaralamin@yahoo.co.id|

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Merindukan Jokowi Naik Esemka Lagi

11 Februari 2015   05:58 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:27 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14235831701450931281

[caption id="attachment_368264" align="aligncenter" width="529" caption="Jokowi gunakan Esemka sebagai mobil dinas (foto; merdeka)"][/caption]

Masih ingat saat Jokowi masih menjabat Walikota Solo? Ia melakukan gebrakan dengan menggunakan Mobil (Nasional) Esemka sebagai mobil dinasnya. Kebijakan ini selain mendapatkan pujian juga mendapat kritikan dan sindiran bahkan dari Gubernur Jawa Tengah kala itu, Bibit Waluyo. Tapi Jokowi tetap jalan terus, bahkan sempat beberapa kali bolak-balik Solo-Jakarta membawa Esemka untuk uji emisi, Jokowi juga mampir ke beberapa kantor media di Jakarta. Keberaniannya mempromosikan mobil ini sebagai mobil nasional saat itu membuat popularitas Jokowi melaju cepat. Masyarakat kerap mengidentikkan Jokowi dengan mobil Esemka. Jokowi juga memberikan uang USD 2.000 untuk memesan mobil itu.

Harus diakui, action Jokowi ini sempat menjadi perhatian publik nasional, cinta produk dalam negeri dan terkesan sangat sederhana. Hal ini sedikit banyak menjadi salah satu faktor yang menjadikan popularitas dan elektabilitas Jokowi meroket, dan hasilnya Jokowi (bersama Ahok) berhasil merebut kursi DKI-1 dari sang incumbent Fauzi Bowo. Bahkan keampuhan Jokowi terus berlanjut hingga akhirnya dia terpilih Presdien RI bersama JK untuk periode 2014-2019. Lalu bagaimana nasib Esemka yang telah “mengantar” Jokowi ke Jakarta bahkan sampai Istana Negara?

Usai Pilkada DKI Jakarta, bahkan hingga Pilpres 2014, nama Esemka perlahan mulai redup. Meskipun ada beberapa yang mencoba meramaikannya kembali sepertinya sudah kurang mendapat respon dari publik, terlebih semenjak Jokowi terlipih menjadi Gubernur DKI Jakarta sudah tidak mengenakan mobil Esemka sebaggai kendaraan dinasnya. Ia hanya beberapa waktu saja menggunakannya saat menjabat sebagai Walikota Solo, dan bagaimana nasib mobil Esemka yang dulu digunakan Jokowi saat di Solo, tidak banyak yang tahu dan tak ada yang membicarakannya.

Nama Esemka kembali banyak dibicarakan orang setelah Kementerian Sekretariat Negara Tahun Anggaran 2014 dengan nilai pagu anggaran Rp 104.4 miliar dan nilai HPS sebesar Rp 101,16 miliar mengumumkan pemenang pelelangan umum pekerjaan Pengadaan Kendaraan Menteri/Pejabat Setingkat Menteri, Kendaraan Mantan Presiden dan Mantan Wakil Presiden tahun anggaran 2014 adalah PT Mercedes-Benz Indonesia.

Salah seorang yang mula-mula nyentil nama Esemka dalam berbagai pemberitaan nasional adalah Hutomo Mandala Putra atau yang lebih dikenal dengan nama Tommy Soeharto. Tommy Soeharto mengusulkan agar mobil merk Esemka dijadikan mobil dinas para menteri dan pejabat di pemerintahan Jokowi. Menurutnya para menteri lebih baik menggunakan mobil Esemka saja.

Gagasan putra bungsu Pak Harto, mantan presiden Republik Indonesia itu memang terkesan menyindir atau tidak serius. Sebab mobil Esemka yang mulai terkenal setelah Jokowi menjadikannya mobil dinas saat Jokowi menjabat Wali Kota Solo dan oleh sebagian orang yang tidak senang dianggap sebagai alat untuk merekayasa pencitraan diri di mata rakyat Indonesia.

"Kalau mau beri contoh rakyat agar hemat, selayaknya para pembesar negeri menggunakan mobil dinas buatan nasional yg katanya kemarin2 bagus dan irit, terutama para pekerja utk kesejahteraan rakyat," sebagaimana ditulis Tommy melalui akun facebook pribadinya. Bagi Tommy, ribut-ribut soal mobil apa yang layak digunakan, bisa diatasi. Kata dia, mobil Esemka yang sempat disebut sebagai cikal bakal mobnas, harus diseriusi digarap. Sehingga, para pejabat menggunakan Esemka sebagai kendaraan dinasnya. "Sekali kali berilah contoh yg masuk akal utk rakyat negara ini, Esemka juga bagus untuk kebanggaan kalau di garap serius," kata Tommy entah serius atau bercanda sebagaimana dilansir voaislam.

Dalam beberapa hari terakhir ini, nama Esemka kembali mencuat dan banyak diperbincangan orang, lantaran dalam lawatannya ke beberapa negara Asean, khususnya saat bertandang ke Malasyia, Jokowi sempat menghadiri penandatanganan MoU rencana investasi Proton dengan PT Adiperkasa Citra Lestari milik mantan kepala BIN AM Hendropriyono di kantor Proton Malaysia pada Jumat (6/2/2015). Kerja sama itu ramai dibicarakan publik Tanah Air karena dinilai Proton akan menjadi mobil nasional Indonesia. Pro-kontra, kritikan dan cibiran terus bergulir. Jokowi bahkan dicap sebagai pecundang oleh orang-orang yang tidak menyukainya.

Beruntung, setibanya di Indonesia, Jokowi langsung menegaskan bahwa perjanjian kerja sama antara Proton dan PT Adiperkasa Citra Lestari bukan ditujukan untuk pengembangan industri mobil nasional. MoU itu murni bussines to bussines, tidak ada hubungannya dengan program mobil nasional. Kalau dirinya hendak memajukan mobil nasional, dia akan mengangkat Esemka. "Kalau bicara mobil nasional, tentu saya akan bicara Esemka," kata Jokowi saat tiba di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, sebagaimana dilansir kompas.

Saat ditanya apakah kemudian dengan kehadirannya itu Proton akan mendapat perlakuan spesial dari pemerintah dengan mendapatkan insentif, Jokowi mengelak. "Kalau saya tengok sebuah industri, menengok sebuah manufaktur di negara lain, tentu saja itu adalah hal sangat wajar," kata Jokowi.

Meski Jokowi membantah bahwa Proton akan masuk dalam program mobil nasional, ABCNews melaporkan, dalam sebuah pernyataan tertulis, Proton mengatakan bahwa kedua perusahaan akan melakukan studi kelayakan dan menjalani kerja sama dalam proyek mobnas di Indonesia. Jika penelitian menunjukkan proyek ini layak, maka perusahaan akan menandatangani perjanjian usaha patungan. Semoga ABCNews tidak benar! Ayo Pak Jokowi, kami merindukanmu naik mobil Esemka lagi.. Buat kami bangga dengan hasil karya anak bangsa sendiri. (Banyumas; 10 Februari 2015)

Save Indonesia

Sebelumnya : Kompolnas Pecah BG Tetap Calon Kapolri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun