Mohon tunggu...
Abd. Basid
Abd. Basid Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

penghuni di basidabd99[at]yahoo[dot]co[dot]id

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Dua Tips Menumbuhkan Minat Baca

5 Juni 2011   04:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:51 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih hangat diingatan penulis, tanggal akhir April-awal Mei bulan lalu. Pada pecan-pekan itu di sekitar penulis banyak diadakan pameran-pameran buku, pelatihan, lomba dan sejenisnya. Salah satunya seperti Gebyar Buku Murah 2011 di DBL Arena Jawa Pos, pada 4-8 Mei 2011, lalu.

Gebyar buku murah dan sejenisnya itu mungkin pas pada masa-masa peringatan hari buku sedunia, 23 April. Namun, lebih dari itu, hemat penulis, semua itu tidak lain untuk memancing minat baca masyarakat, terutama kaum muda. Dengan membaca seseorang akan tahu isi dunia. Dalam Laskar Pelangi digambarkan bahwa Lintang, anak pesisir, yang tidak pernah nyampek ke Prancis bisa menerangkan seperti apa paris di prancis kepada Ikal. Itu semua tidak lain karena dia banyak membaca buku.

Indonesia dalam dunia ini sampai sekarang masih dikenal dengan budaya dengar daripada budaya baca dan tulis. Untuk itu, untuk menumbukan dunia baca dibutuhkan kesadaran antara pihak pemerintah dan masyarakat sendiri. Pemerintah misalnya, untuk membangun dunia baca, diharapkan bisa menyediakan fasilitas bazar buku murah, dengan bekerja sama dengan penerbit-penerbit yang ada.

Meskipun demikian, masyarakat diharapakan juga sadar akan pentingnya membaca. Setidaknya membaca dijadikan kebutuhan dalam sehari-hari, layaknya sepiring/sebungkus nasi yang juga dibutuhkan setiap hari untuk mengisi kekosongan perut kita. Dengan begitu, kecintaan untuk membaca akan timbul dengan sendirinya.

Bagaimana untuk menjadikan membaca sebagai kebutuhan? Apakah kita harus sering-sering membeli buku? Ada dua tips penulis untuk menjawab pertanyaan di ini.

Pertama, untuk menjadikan membaca sebagai kebutuhan, kita bisa menyiasati dengan membiasakan untuk merensi buku. Dengan demikian, nafsu membaca dan membeli buku akan datang. Banyak masyarakat yang tidak pernah selesai membaca buku sampai khatam, akan tetapi dengan adanya keinginan untuk meresensi buku mereka akan berusaha mengkhatamkannaya. Karena kalau buku termaksud tidak khatam, maka peresensiannya tidak akan sempurna.

Kedua, selain dengan membiasakan meresensi buku, salah satu cara untuk menjadikan membaca sebuah kebutuhan, juga bisa dengan membisakan menulis. Apabila seseorang ingin menulis maka sedikit banyak ia akan (harus) mencari informasi atau data untuk menguatkan isi tulisannya. Nah, informasi atau data tersebut bisa didapat dengan membaca buku.

Apabila seseoarang sudah bisa memaksimalkan menulis dan meresensi buku, maka kecintaan terhadap buku akan tercintra pada dirinya. Dengan buku kita hidup, dengan buku kita akan makan, dengan buku kita juga akan besar. Maka, kiranya tidak keliru ketika ada orang yang berujar; jika anda ingin hidup bahagia, maka hiduplah dengan cinta. Salah satu cinta disini, penulis kira juga cinta terhadap buku.

Kekuatan cinta memang dahsyat. Dengan cinta kita bisa lupa akan segalanya, lupa daratan. Dari saking dahsyatnya sebuah cinta Rabi’ah al-Adawiyah sampai berujar bahwa sufisme itu adalah cinta.

Begitu juga dengan buku. Orang yang sudah ketagihan dalam melahapnya, maka ia bisa beujar bahwa membaca adalah sebuah kebutuhan. Kebutuhan yang apabila dilewatkan akan menyebabkan kita merasa perlu untuk mengqada’nya di lain waktu, seperti halnya shalat yang perlu di qada’ (ganti) jika terlewatkan.

Salam baca. Semoga bermanfaat!

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun