Tantangan dalam Pemberdayaan Lokal
Disamping munculnya isu lingkungan dan sosial, terdapat juga tantangan untuk kepastian pemberdayaan masyarakat lokal melalui proyek ini. Kehadiran teknologi modern pada proyek ini, misalkan alsintan, memang ditujukan dalam meningkatkan produtifitas serta efisiensi pertanian. Tetapi apabila tidak dilakukan pelatihan yang intensif, justru berisiko membuat masyarakat semakin tertinggal dan gagal dalam memanfaatkan peluang tersebut.
Albertus Muyak, salah satu kandidat pemimpin lokal, melalui debat pilkada memberikan komitmennya untuk mengupayakan masyarakat adat bisa turut terlibat dalam proyek lumbung pangan. Albertus memberikan usulan supaya proyek ini lebih memprioritaskan lahan tidur atau lahan yang tidak produktif, hingga tidak perlu mengusik tanah adat setempat. Langkah ini bisa menjadi sebuah cara atau solusi dalam membuat masyarakat tenang dan tidak khawatir, sehingga ketegangan antara masyarakat setempat dengan pemerintah semakin mereda.
Jalan Tengah yang Dibutuhkan
Proyek food estate di Merauke berpotensi tinggi mendorong kecukupan kebutuhan pangan nasional serta mensejahterakan petani lokal. Akan tetapi, kesuksesannya memerlukan pendekatan inklusif dan keberlanjutan. Pemerintah wajib menjamin keikutsertaan masyarakat lokal untuk tiap tahapan pengambilan keputusan, dari proses perencanaan hingga implementasinya, terutama yang berkaitan dengan lingkungan hidup dan sosial setempat.
Kebutuhan keterbukaan komunikasi antara masyarakat dan pemerintah memang harus dijalankan dengan baik. Pernyataan Bupati Romanus Mbaraka bahwa rasa khawatir yang berlebihan dari masyarakat tidak memiliki dasar yang jelas, dimana selayaknya seharusnya dibarengi dengan aksi nyata jaminan hak tanah adat tetap dihormati. Pemerintah pusat dan daerah juga wajib melakukan transparasi, apalagi yang berkaitan dengan pemanfaatan lahan. Disamping itu, keikutsertaan komunitas adat secara aktif untuk mengawasi proyek bisa menjadi langkah yang bagus untuk membangun rasa saling percaya satu sama lain. Pemerintah bisa menggunakan teknologi pemetaan modern dalam meminimalisir kerusakan lingkungan, seiring dengan optimalisasi hasil pertanian.
Kesimpulan
Proyek food estate di Merauke merupakan sebuah belati bermata dua. Di satu sisi, memberikan potensi besar untuk mengatasi masalah ketahanan pangan nasional; di sisi lain, juga memberikan ancaman bagi lingkungan dan masyarakat adat setempat. Kesuksesan dari proyek ini tergantung dengan kecakapan pemerintah dalam memanajamen konflik kepentingan, memberikan perlindungan pada hak masyarakat adat, serta menjamin keseimbangan keberlanjutan lingkungan dan pembangunan ekonomi.
Pendekatan yang inklusif dan berbasis keadilan menjadi kunci dalam membuat food estate ini untuk model pembangunan yang tidak sekadar sukses secara ekonomi, tetapi juga memberi manfaat lingkungan dan manfaat sosial secara berkelanjutan.