Mohon tunggu...
Eirene Yulian Adelin
Eirene Yulian Adelin Mohon Tunggu... -

I am me. An unordinary person. Wacky crazy unpredictable. I am a future diplomat and world traveler.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Falsafah, oh Falsafah

10 Januari 2011   14:59 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:45 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

oke..

Sekarang harusnya adalah waktu untuk belajar. Toh lagi UAS. UAS lho! Serius donk, Ei.

Entah saya merasa tertekan atau mengalami kebingungan tingkat tinggi. Mengapa? Karena selama 3,5 jam saya duduk di depan komputer, browsing-browsing lagu baru, tulis-tulis di Kompasiana dan Twitter.

Kapaaaaan belajarnya nih?

Namun nampaknya teman-teman seperjuangan saya mengalami dilema yang sama. Timeline twitter penuh dengan curcol masing-masing individu. Ada yang berkutik pada deadline tugas Kompasiana (seperti saya juga nih), ada yang galau (cieee, abg labil banget), ada yang pacaran, ada juga yang sibuk mencari tahu apa kisi-kisi Falsafah besok. Saya sempat tweet, "Kawan-kawan sudah belajar Falsafah belom? Saya belom menemukan pencerahan meskipun sudah bertapa dan bertanya pada kekuatan alam." Dibalasnya dengan pertanyaan apakah saya sudah bertanya pada rumput yang bergoyang. Hoalaaaa..... Sangat berbeda sekali dengan timeline Twitter kemarin, pada saat semua sedang giat belajar Politik.

Jadi sebenarnya apa yang membuat kami pusing dengan Falsafah? Menurut saya, karena filsafat adalah ilmu yang abstrak. Pada dasarnya, filsafat itu merupakan sesuatu yang sangat bagus. Kita diajak untuk berpikir pada fundamental suatu hal. Toh eksistensi warna putih saja dipertanyakan. Filsafat  itu sesuatu yang tidak pasti. Serasa susah untuk digapai. Pada Falsafah 1+1 belum tentu 2. Kita diajak untuk berpikir kritis. Falsafah juga terkadang terdengar sangat konyol. Pemikiran dari Al-Kindi kalau tidak salah. Manusia jika meninggal tidak akan ke surga atau shang-rila, seperti yang dikatakan agama pada mayoritas. Tetapi roh manusia akan pergi ke sebuah planet dimana di planet itu mereka membersihkan dosa-dosanya. Namun apa yang terjadi apabila di planet itu mereka melakukan dosa lagi? Apakah roh manusia akan pergi ke planet lainnya? Bingung...

Sheeezzz... Oh help me people... How am I supposed to study philosophy?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun