Sungguh saya membuat tulisan ini karena sedang bosan di Kompasiana. Jadi terus terang saja saya buat tulisan yang mudah-mudahan atau Insya Allah akan membuat suhu pertempuran di Kompasianan meningkat lagi.
Saya tidak mengerti ujungpangkal kenapa Bu guru plus dan ahli pornografi bisa berseteru sedemikian hebatnya sebelum Kompasianival. Padahal sebelumnya si Bu guru plus lumayan aktif memberikan komentar di artikel2 si ahli, dan malahan tersirat seakan2 si bu guru adalah salah satu dari sekian banyak murid-murid si ahli. Sekarang mereka berdua malah saling serang dengan membuat artikel2 yang khusus dibuat untuk menyerang pribadi masing2.
Sempat terlintas dalam pikiran saya mungkin saja dari sekian banyak murid2 Si Ahli, pasti ada saja yang namanya muridkesayangan atau murid yang suka disayang2. Nah apakah perseteruan ini bermula dari hal-hal itu ataukah ada hal yang lain cuma mereka berdua yang tahu pastinya.
Yang jadi pikiran memang sejauh ini murid-murid dan teman-teman si Ahli adalah kebanyakan ibu2 atau tante2 yang sudah bersuami. Tidakmasalah sih, tapi mungkin jadi masalah buat Bu Guru karena status Bu Guru sendiri adalah single, jadi beliau mengharapkan perhatian lebih dari SI Ahli. Hal inilah yang tampaknya tidak bias diberikan SI Ahli karena statusnya yang adalah milik bersama dan tida bias diganggu gugat.
Saya pikir sebenarnya Bu Guru cukup mendukung saja SI AHli menjadi pemenang acara Kompasianival, toh sesuai tradisi biasanya yang menang juga tidak lama kemudian hilang dari Kompasiana, selesai toh masalahnya. Tapi ternyata SI Ibu tidak rela dan mulai menggalang dukungan agar Si AHli amit2 jangan sampai terpilih.
Tuh, lihat sekarang, karena tidak terpilih, Si ahli jadinya makin merajalela dengan tulisan2nya, malah seakan ingin menunjukkan, ini loh aku, bukan cuma ahli di pornografi doank. Nah rasain tuh Bu, coba diem2 aja dan ikut nambah vote, sekarang malah jadi rame deh
Sebenarnya scenario ideal adalah membiarkan Si Ahli menang, dan saat dia maju ke atas panggung untuk menerima penghargaan, SI Ibu sudah bersiap dengan cakar wolverine dan pentungan fpi untuk menghabisi si Ahli, habis perkara deh. Tapi ya sudahlah, nasi sudah menjadi bubur, kita tunggu kompasianival tahun depan deh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H