Oleh: Abby Onety
Sumber Foto: Dokumen Pribadi
Judul diatas adalah tema diskusi inspirasi dalam rangka memperingati hari Kartini, diselenggarakan oleh BaKTI (Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia) yang beralamat di Jl. Mappayukki No 32 Makassar. Tujuannya adalah untuk memberikan inspirasi kepada perempuan-perempuan yang lain agar mampu mengembangkan potensi diri yang dimilinya. Acara ini dihadiri oleh puluhan aktivis perempuan kota makassar serta beberapa lembaga pemerhati perempuan.
Saya selalu tergerak hati menghadiri undangan yang bertemakan PEREMPUAN. Selalu berharap dapat tambahan ilmu dari setiap orang-orang baru yang saya jumpai dengan harapan nantinya bisa berbagi ilmu kepada perempuan yang lainnya dari ilmu yang saya dapatkan. Dalam hati saya berucap, siapa lagi perempuan inspiratif yang bakal saya temui dan kenal hari ini?. Atau saya juga kadang berpikir, “saya bakal bertemu teman-teman yang satu visi nih”. Benar saja, di tengah berlangsungnya acara, saya di kejutkan oleh panggilan seorang teman yang pernah terlibat kerjasama pada tahun 2000 pada sebuah LSM yang bernama YAPSDAMDES (Yayasan Pengembangan Sumbedaya Masyarakat Desa).
Sebelum acara dimulai, ariel personil Boy Band Nudi (alumni X Factor 1) yang tidak lain adalah anak dari kak Luna Vidya, sang moderator diskusi inspiratif ini, meyanyikan sebuah lagu “sempurna” seakan ingin menggambarkan bagaimana kesempunaan sosok seorang perempuan dengan petikan gitar yang menggetarkan hati. Ariel lanjut dengan lagu “Padamu Negeri”, kali ini tak kalah menggetarkan hati para peserta yang pastinya menghadirkan jiwa patriotisme setiap kali mendengarkan lagu ini.
Kak Luna Vidya, mengawali acara dengan mempersilahkan Ibu Lusi Palulungan, untuk menjelaskan program yang sedang di kelola oleh BaKTI yang di danai oleh Pemerintah Australia. Nama programnya adalah MAMPU (Maju Perempuan Indonesia)
5 Program MAMPU
1.Perlindungan sosial, menyangkut aspek sosial masyarakat mengenai program-program pemerintah seperti BPJS
2.Akses perempuan terhadap pekerjaan, diantaranya supaya tidak mendapatkan diskriminasi di tempat kerja semisal mendapat perbedaan upah dan lain-lain.
3.Mengurangi kekerasan terhadap perempuan (kekerasan seksual, pelecehan, KDRT, trafficking).
4.Perlindungan BMI (Buruh Migran Indonesia), supaya mereka yang hendak bekerja di luar negeri dapat info memadai tentang bagaimana bisa mengakses pekerjaan yang baik.
5.Kesehatan reproduksi perempuan (ibu hamil, pap smear, dan lain-lain).
(5 Program MAMPU diambil dari Blog Mugniar Marakarma)
Diskusi inspirasi kali ini menghadirkan 3 orang perempuan inspiratif sebagai nara sumber:
1.Andi Nurhanjayani (Anggota DPRD Pare-pare)
Sebelum menjadi wakil rakyat di DPRD Pare-Pare selama 2 periode, sebelumnya wanita energik yang akrab di sapa Puang Anja ini, adalah seorang aktivis perempuan yang selalu memperjuangkan hak-hak perempuan dan masyarakat yang kurang mampu. perjuangannya kala itu, tidak luput dari perhatian ibunda tercinta. Sehingga sebuah kalimat dari ibunda Puang Anja membawanya duduk di kursi legislatif kota pare-pare. “jika kamu mau berbuat sesuatu untuk mengubah nasib perempuan dan orang-orang yang tidak mampu, kamu harus menjadi wakil mereka di DPR”, kalimat inilah yang memotivasi Puang Anja untuk mencalonkan diri sebagai wakil rakyat.
Selain sebagai anggota legislatif Pare-pare, juga aktif sebagai motivator/penggerak perempuan dan masyarakat kurang mampu dengan menjadi nara sumber di berbagai acara di kota Pare-pare dan sekitarnya termasuk di Kota Makassar. Suaranya kala itu memang serak, beliau sempat berbisik kepada saya “inimi suaraku serak karena saya tidak mau berhenti bicara untuk memberikan motivasi kepada orang-orang di sekeliling saya”. Saya tersenyum dan angkat jempol sambil berbisik juag”termasuk saya dong bu”?, beliaupun tersenyum sambil menepuk pundakku.
2.Mugniar Marakarma (Ketua Presidium Koordinator Wilayah IIDN_Makassar)
Selain menggawangi komunitas IIDN_Makassar, Ibu Mugniar Marakarma adalah seorang ibu rumah tangga produktif yang menekuni dunia kepenulisan dengan serius baru pada tahun 2011. Puluhan antologi dan beberapa buku solo telah diterbitkannya, baik dari penerbit Mayor maupun Penerbit Indie. Buku-buku tersebut lahir dari kreativitas menulisnya yang ulet dan konsisten.
Menurutnya, dengan menulis beliau bisa menunjukkan kepada publik bahwa ibu rumah tangga bisa berdaya walau dari rumah sehingga bisa mengasah wawasannya, menghasilkan rupiah, menjadikannya lebih bahagia dengan tetap bisa besosialisasi dan berkegiatan dari rumah. Selain itu, kita dapat mengkritik sesuatu dengan cara yang lebih elegan, menggerakkan orang melakukan sesuatu karena menebar pengetahuan dari apa yang kita tuliskan.
Beliau juga meyakini bahwa menulis itu bukan bakat, tetapi menulis adalah sebuah proses. Jika ingin menjadi penulis maka menulis...menulis....dan menulislah. Itulah yang sering di sampaikan dalam memberikan motivasi dan berbagi trik-trik menulisnya bersama anggota IIDN yang di gawanginya sehingga penulis-penulis pemula pun bermunculan termasuk orang yang menuliskan catatan ini. (di baca: Abby Onety... Hikzz... jadi malu).
3.Nurhawang (LBH-APIK)
“Usia boleh tua, penampilan bak pemulung, jangan lihat usianya, jangan lihat penampilannya, tapi lihat isi yang ini (sambil nunjuk kepalax)”. Inilah kalimat awal yang keluar dari bibir yang mulai keriput dengan senyum sumringah dengan lambaian tangan kepada peserta diskusi inspirasi. Lambaiannya di sambut meriah dengan lambaian tangan dan teriakan dari peserta, “hidup tante NO’....hidup tante NO”, Siapa lagi kalau bukan Ibu Nurhawang yang akrab di sapa Tante NO’.
Siapa sih tante NO’?, nama ini sudah sangat familiar di kalangan aktivis perempuan Makassar. Wanita inspiratif ini bernama asli Nurhawang, beliau lahir di Majene 10 Mei 1949. Aktif mendampingi perempuan yang mengalami tindak kekerasan atau biasa dikenal sebagai KDRT. Memperjuangkan hak-hak perempuan di mata hukum. Satu kasus yang dianggap lucu oleh tante no kala itu adalah saat seorang wanita datang menangis untuk minta perlindungan hukum karena suaminya yang berlaku kasar. Berkat usahanya suami perempuan tersebut di tahan/penjara oleh pihak berwajib. Tetapi baru seminggu, perempuan tersebut datang kembali ke tante NO’ mengaus untuk minta suami di bebaskan. Waduh..... Tante NO’ tepok jidat hehehee.... Bravo tante NO’.
@Thanks semoga bermanfaat@
Menuliskan catatan ini, untuk berbagi inspirasi bersama WANITA INDONESIA
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H