Jangan menyeduh kopi hitam
di dalam gelas arisan.
Itu zalim.
Sebab pahitnya kegelapan
akan selalu butuh genggaman.
Sehingga tiba saat diseruput
segan terjadi kesalahpahaman.
Air putih juga ikut menguap
meluapkan amarah
atas kezaliman,
bila ia dituang ke cangkir cantik.
Sebab beningnya tidak ingin
terhalang oleh noda-noda
yang melapisi mata-mata
dari bias penggugah selera.
Jangan pula menyembunyikan
harta-tahta di dalam celengan
ke dalam debit perbankan
apalagi koper-koper
negarawan.
Karena tahu tidak?
Betapa banyak raung-raung di luar sana
yang butuh ulur tangan dan ruang?
Berapa banyak mulut menganga meneteskan
pertalit, karena perut terlilit seharian?
Dan berapa banyak negarawan mengusung
proker perampokan demi terciptanya
kesejahteraan bagi sekitar... sekitarnya saja?
Itu zalim, amatlah zalim.
Dan tahu tidak?
Tuhan pun melarang
bagi dzat-Nya berlaku zalim.
Tapi sayang
seusai menyimak lelucon tersebut
komplotan hamba malah tertawa gagu
berlalu, menikmati senda gurau
hingga datang banyolan terlucu
sebetulnya diri-Nya itu Tuhan,
atau dirinya yang melampaui Tuhan?
Yogyakarta, 2023
Gambar pinjam dari 1
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI