Adakah cinta yang terbalut
oleh kertas linting?
Tidak ada.
Karena usai dibungkus,
cinta akan terbakar
dan hangus.
Lambung asapnya pun gaduh
seperti berita di televisi.
Bulir rindu mengebul, beruap-uap
bersatu dalam mendung
yang kian pengap.
Dan awan hitam, tidak punya kasih sayang.
Dia bentak hujan, dia teriak pada angin
kesal-sesal menjelang badai berlayar.
Sampai ia berkedip dengan sebersit
kilat, isyarat, ada sesuatu yang
hendak disampaikan pada
siapa yang ia kehendaki.
Salam badai, dari mendung.
Menyambar aku yang termenung.
Memacu rambat otak lebih keras
lagi, petir-petir apa saja yang
telah menghantam dan
bertengkar dengan
luka masa laluku:
Kenangan pucat
menunggu
aba-aba
untuk
lupa.
Adakah cinta yang terbalut
oleh kertas linting?
Tidak ada.
Adanya, menanti.
Hirup. Hembus.
Termenung
dan tidak
ada yang
datang.
Lagi.
Yogyakarta, 2023
Pinjam gambar: 1
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI