Guruku sempat berkata padaku.
Sekali bodoh tetaplah bodoh.
O, sekali hina tetaplah hina ya, Bu?
kalau begitu
mana ada sesosok ateis menjelma agamawan?
mana ada pemberontak seorang negarawan?
mana ada pengangguran jadi businessman?
mana ada goa kerikil dalamnya permata?
mana ada kijing kali suguhkan mutiara?
mana ada banjir menyajikan mata air?
mana ada hampa tak banjir air mata?
mana ada pelacur  lahirkan pastur?
mana ada penjudi  didik pendeta?
mana ada PSKÂ hasilkan ulama?
mana ada bekas asu itu biksu?
mana ada cinta tanpa temu?
mana ada cita tanpa kamu?
dan, takkan ada cerdikku
tanpa cerdasmu ya, Bu?
O, guruku yang tercinta. Asal ibu guru tahu
Yang Maha Berilmu juga sempat berkata
Kun-fayakun
Mana ada Tuhan yang tak Kuasa?
Mana ada pikiran yang tak berkuasa?
Yogyakarta, 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H