Sebonggol jagung manis
terbakar arang kecewa
ialah siksa dunia.
Sepedih perpisahan saya dengan anda.
Itu seperti rahang atas dan bawah
yang belum sempat berembuk
tentang alotnya biji buah.
Mau bagaimanapun
pipilan jagung sudah kadung tergigit.
Menyangkut
terselip, "Jangan pergi."
Baca juga: Iga Bakar
di sela-sela gigi
saling memuja jarak
namun bertekad, "Saya akan kembali."
Seiring kunyahan.
Hangatnya cita rasa pedas-manis kian membasi.
Pertanda tak satupun di antara kita
yang bakal tepati janji.
Yogyakarta, 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Baca juga: Belanja ke Toko Pakaian
Baca juga: Waktu Terus Melangkah
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!