Amin terbangun dari matanya
lebih terang dari rembulan
Amin yang lapang hati
direkah sekali lagi
pada dada.
Jadikannya kian dedah
jadikan Amin kian beriman
Kebangkitan yang mengejutkan
menjatuhkannya pada tiga pilihan
pada khamr, pada madu
tapi Amin tak mahu tahu
Ia runtuhkan keduanya
Amin jatuh di kolam susu
Amin ternyata telah sepaham
Bahwa umat manusia bukanlah asu
mereka kudus, kreasi Sang Maha Satu
Atas keserasian
Amin diberi hadiah
Seekor kendaraan dan tiket wisata
menuju Keabadian.
Amin suah tak sabar
mengira-ngira, kapan hari wisata tiba
"Dua puluh tujuh," sudah ditentukan-Nya
lalu, kunci kendaraaan baru itu
"Firman Dia," semata cara tuk menyulutnya
Tapi Amin kepayahan
Ia cuma pengendali makhluk
Seorang penunggang kuda
pencinta unta
dulu sempat penggiat domba
sedangkan kini
sebatas memandu manusia
Amin pun
angkat tangan pada rakitan Tuhan
Untung Jibril pengertian, "Biar aku saja jokinya." Â Â
Alhasil di gulita
Amin putuskan berangkat
Berwisata ke Keabadian
sebagai setengah insan
dan separuh malaikat.