Sedari dulu aku benci api
Gara-gara api
Aku nggak suka nasi lagi
yang dibungkus pakai daun
lalu dibakar dengan bara
Api biru merah sama saja
Hijau yang lemah pun dibabat
Baca juga: Ibadah Para Pelawak
Sebab itu, aku geram ke polusi.
Dia lekas terbang menuju awan
dari percik norma yang menyala.
apalagi yang hitam, yang amat mencekam
segala sumber tentang runyam.
Bila benar saja api itu menyakitkan
Aku pun belum mau mati
kalau dibungkus pakai kafan
terus dibakar di neraka
Baca juga: Memilih Diam
Yogyakarta, 2023
Baca juga: Aku dan Hamba Sahaya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!